3. Masalah Pencernaan
Banyak orang menemukan bahwa secangkir kopi di pagi hari membantu buang air besar. Efek pencahar kopi dikaitkan dengan pelepasan gastrin, hormon yang diproduksi perut yang mempercepat aktivitas di usus besar. Terlebih lagi, kopi tanpa kafein telah terbukti menghasilkan respons yang serupa.
Namun, kafein sendiri tampaknya juga merangsang pergerakan usus dengan meningkatkan gerakan peristaltik, kontraksi yang menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan. Mengingat efek ini, tidak mengherankan jika kafein dalam dosis besar dapat menyebabkan buang air besar atau bahkan diare pada beberapa orang.
Meskipun selama bertahun-tahun kopi diyakini menyebabkan sakit maag, sebuah penelitian besar terhadap lebih dari 8.000 orang tidak menemukan hubungan apa pun di antara keduanya.
Di sisi lain, beberapa penelitian menunjukkan bahwa minuman berkafein dapat memperburuk penyakit gastroesophageal reflux (GERD) pada beberapa orang, terutama dari kopi. Dalam sebuah penelitian kecil, ketika lima orang dewasa sehat meminum air berkafein, mereka tidak mengalami reflux
4. Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko serangan jantung dan stroke karena dapat merusak arteri dari waktu ke waktu, serta membatasi aliran darah ke jantung dan otak. Untungnya, efek kafein pada tekanan darah tampaknya bersifat sementara. Selain itu, hal ini memiliki dampak paling kuat pada orang yang tidak terbiasa mengkonsumsinya.
Asupan kafein yang tinggi juga telah terbukti meningkatkan tekanan darah selama berolahraga pada orang sehat, serta pada mereka yang tekanan darahnya tinggi. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dosis dan waktu minum kafein, terutama jika Anda sudah memiliki tekanan darah tinggi.
Editor : Boby