KARAWANG, iNewsKarawang.id - Komisi X DPR RI mengatakan bila penerapan kurikulum merdeka bersifat tidak wajib. Pihak sekolah diberi kebebasan untuk menerapkan antara kurikulum 2013 atau kurikulum merdeka.
Ketua Komisi X DPR RI Syaiful Huda mengatakan, awalnya ada perdebatan antara pemerintah pusat dengan DPR RI soal implementasi kurikulum merdeka. Pemerintah membuat opsi untuk mewajibkan implementasi kurikulum merdeka, menggantikan kurikulum 2013.
“Setelah diskusi panjang, kami memang masih menghitung dan mempertimbangkan banyak aspek soal kewajiban penerapan kurikulum merdeka. Karena itu, sifatnya (penerapan kurikulum merdeka) tidak wajib. Sifatnya opsional. Bagi sekolah yang masih menerapkan kurikulum 2013, disilakan. Bagi yang mau mengadaptasi kurikulum merdeka disilakan,” kata Huda di Karawang, Rabu (21/12).
Meski begitu berdasarkan fakta di lapangan, sudah 80 persen sekolah di Karawang yang mengadaptasi kurikulum merdeka.
Huda menilai, kurikulum merdeka belum bisa dikatakan lebih efektif ketimbang kurikulum 2013, atau pun sebaliknya. Sebab pihaknya di Komisi X DPR RI belum bisa mengevaluasi sejauh mana output kurikulum merdeka yang masih tergolong baru ini.
“Apakah kurikulum baru memberi ruang yang lebih kepada guru, apakah memberikan pembelajaran yang fokus kepada siswa sesuai minat dan bakatnya, apakah bisa memberi ruang yang reflektif dan evaluatif, apakah berdampak lebih baik? Semuanya belim bisa kami evaluasi. Karena evaluasi membutuhkan kurun waktu lama. Saya membayangkan, outputnya baru akan bisa dilihat selama dua sampai tiga tahun ke depan,” sambungnya.
Karena kurikulum baru belum bisa dievaluasi dan dikaji, DPR RI dan pemerintah memberi kebebasan kepada sekolah apakah mau menerapkan kurikulum merdeka atau tetap bertahan di kurikulum 2013.
Sementara itu terpisah, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Karawang Asep Junaedi menuturkan, penerapan kurikulum merdeka di Karawang sudah dilakukan 80 persen sekolah, negeri maupun swasta.
Menurut Asep, kurikulum merdeka sejalan dengan pembelajaran secara digitalisasi yang selama ini sedang dilakukan guru-guru di Karawang.
“Dengan kurikulum ini mereka bisa lebih fokus lagi. Karena kurikulum ini bisa menyebabkan pembelajaran menjadi menyenangkan. Melalui digitalisasi, pemerintah sudah menyiapkan bahan ajar, metodelogi, dan lain-lain. Tinggal diunduh saja pakai ponsel. Bagi saya, kurikulum merdeka itu sesuai dengan digitalisasi,” tutupnya.
Editor : Boby