Nandang juga mengaku beberapakali menanyakan soal pengungkapkan kasus tersebut ke sejumlah Kapolres. Termasuk Kapolres yang menjabat sekarang ini.
Akan tetapi belum juga dapat terungkap kasus tersebut.
"Saya hitung sudah hampir 10 kapolres belum juga mengungkap guru yang dibunuh di Kecamatan Pedes. Kemarin juga sudah sampaikan ke kapolres sekarang agar dapat bisa diungkap kasus ini," beber dia.
Dia menambahkan, kasus kriminalitas terhadap guru sudah mulai jarang. Bahkan dalam hampir tiga tahun sekarang ini sudah tidak ada kejadian kriminalitas terhadap guru.
"Dalam hampir tiga tahun sudah tidak ada, ada sedikit-sedikit tapi dapat diselesaikan secara baik dan musyawarah tidak sampai jadi perhatian nasional. Terakhir saya berharap agar ini bisa terungkap siapa pembunuh guru ibu Sumarni ini," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Sumarni binti Harjosuwarno (50), seorang guru sekolah dasar (SD), ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya, di Kampung Karangjati Kondang, Desa Karangjaya, Kecamatan Pedes, Karawang, Jawa Barat.
Dia ditemukan tewas pukul 08.10 WIB, Senin (21/1/2008). Pada pukul 03.00 WIB sebelumnya, tetangga depan rumah korban, Cartem (35), sempat mendengar rintihan suara korban sebanyak dua kali. Namun saat itu dia menganggapnya biasa.
Pagi harinya, Siti Julaeha (39), rekan mengajar korban di SD Karangjaya 4, Karawang mengatakan, biasanya korban menghubungi dirinya melalui SMS sebelum berangkat sekolah.
"Tapi sampai pukul 08.00 WIB dia belum juga tiba di sekolah," ujar Julaeha. Bersama rekan guru yang lain, Julaeha pun berinisiatif mendatang rumah korban.
Setelah itulah Sumarni ditemukan korban berlumuran darah. Lehernya nyaris putus. Dua luka bacok terlihat di pipi kiri dan lengan kanan dia.
Menurut penuturan tetangga korban, Sumarni sudah lama tinggal seorang diri. Suaminya telah meninggal dunia beberapa tahun silam.
Editor : Boby