Tugas Nabi dan Rasul
Nabi menerima wahyu dari Allah dan tugasnya adalah meneruskan atau mengokohkan syariat yang telah ada sebelumnya kepada kaum tertentu. Jadi, Nabi itu tidak memiliki umat yang dibimbing.
Rasul menerima wahyu dari Allah dengan syariat yang baru dan bertugas untuk menyampaikan serta mengajarkan perintah dan larangan Allah SWT kepada umatnya. Jadi, Rasul memiliki umat yang dibimbing
Rasul memiliki tiga ajaran pokok yang harus disampaikan kepada umatnya, di antaranya:
-Akidah, yaitu memberi tuntunan bahwa Allah itu Esa. Tidak ada yang patut disembah kecuali Allah. Ajaran ini juga memberikan tuntunan untuk meyakini berbagai hal gaib, seperti surga dan neraka.
-Syariat, yaitu mengajarkan umatnya untuk meninggalkan segala yang dilarang serta menjalankan aturan-Nya
-Akhlak (moral), yaitu mengajarkan kepada umatnya tentang sikap mulia dan berbuat kebaikan.
Sifat Nabi dan Rasul
Nabi adalah manusia biasa yang menjalankan hidup seperti orang pada umumnya. Nabi juga mengalami sakit, lemah, tua, hingga kematian. Akan tetapi yang membedakannya adalah Nabi memiliki keistimewaan maupun sifat luhur dan agung sesuai kedudukannya.
Rasul diambil dari golongan umat itu sendiri, artinya berdasarkan dengan keturunan mulia. Rasul telah dipilih Allah SWT dan diberikan karunia, seperti kesucian rohani.
Cara Turunnya Wahyu
Turunnya wahyu kepada Nabi dan Rasul ini juga menjadi salah satu perbedaan. Nabi hanya mendapatkan wahyu melalui mimpi dan tidak menerima kitab suci.
Sedangkan Rasul dapat menerima wahyu melalui mimpi ataupun melalui malaikat, serta dapat melihat dan berkomunikasi secara langsung dengan malaikat dan Rasul menerima kitab suci.
Artikel ini telah diterbitkan di iNews.id dengan judul Perbedaan Nabi dan Rasul dalam Islam: Pengertian, Jumlah dan Tugasnya
Editor : Boby