KARAWANG, iNewsKarawang.id - Penularan HIV AIDS melalui transmisi seksual di Karawang sudah sampai pada tahap mengkhawatirkan.
Penelusuran redaksi di sejumlah tempat hiburan malam, para pegawai yang nyambi jadi pekerja seks mengaku tidak menggunakan pengaman saat melayani pelanggan.
Sabtu (10/9), redaksi bertemu dengan dua perempuan malam dan satu waria.
RF (32), salah seorang perempuan malam mengaku dalam satu malam ia bisa melayani tiga sampai enam pelanggan.
"Kalau lagi ramai bisa sampai enam, kalau sepi paling tiga sampai empat pelanggan," katanya.
RF terang-terangan bilang tidak semua lelaki hidung belang yang ia layani mau menggunakan kondom.
"Tergantung mereka karena keinginan mereka macam-macam. Ada yang mau pakai kondom, ada yang tidak. Tapi seringnya tidak," katanya.
Pengakuan RF, diamini DH (27), seorang waria yang biasa beroperasi di sebuah tempat hiburan malam. Dalam satu malam, DH melayani dua sampai lima pelanggan. Sebagian besar pelanggannya tidak memakai kondom.
Pelanggan RF dan DH berasal dari lintas usia dan profesi. Ada yang pelajar, mahasiswa, sampai karyawan.
Namun, RF dan DH mengaku selama ini belum pernah melakukan tes HIV AIDS.
Sementara itu terpisah, ativis pencegahan dan perawatan penyakit menular seksual, Iwan Somantri Amintapradja mengatakan permasalahan penularan HIV AIDS tidak terletak pada pengidapnya, namun pada suspect-nya.
"Kita hitung suspect, ya. Satu WPS (wanita pekerja seksual) melayani lima pelanggan, dalam satu bulan total 150 pelanggan. Kalau setengahnya saja, ada 75 orang. Di antaranya memiliki pasangan atau istri. Ada juga yang sedang mengandung. Dari suspect WPS ini, kalau dia positif HIV AIDS, bisa membuat sedikitnya 240 orang jadi suspect HIV AIDS dalam satu bulan. Itu baru dari satu WPS," katanya Selasa (13/9).
Persoalan HIV AIDS di Karawang ibarat gunung es yang di permukaan terlihat kecil, namun sebenarnya besar.
"Data bulan Juli yang ada di Komite penanggulangan Aids Indonesia (KPAI) Karawang yang berjumlah 2.052 pengidap HIV AIDS di Kabupaten Karawang itu hanya ujung gunungnya saja, jika kita lihat ke dasar, suspect dari transmisi seksual ini yang harusnya dikendalikan," jelasnya.
Iwan mengatakan jika pemerintah Karawang serius mengendalikan HIV AIDS, pemerintah harus mengendalikan transmisi seksualnya.
"Coba ramai-ramai tes HIV AIDS, diawali oleh pejabat pemerintah, baru masyarakat. Ini demi kebaikan bersama, dan ingat, HIV AIDS ini belum ada obatnya," tutupnya.
Editor : Faizol Yuhri