KARAWANG, iNewsKarawang.id - Rapat Rencana Perubahan Tata Ruang Ruang Wilayah (RTRW) dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), di hotel Brits, Kamis (1/9), dikepung warga dan mahasiswa.
Massa yang berasal dari Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat dan sekitarnya, juga unsur mahasiswa menolak adanya rencana perubahan RTRW. Alasannya, rencana perubahan RTRW bakal mengubah sektor pertanian hijau menjadi lahan industri dan perkotaan.
Suasana panas tidak hanya terjadi di luar area hotel yang dipenuhi massa dengan spanduk protes di tangan. Di dalam rapat, Ketua Bapemperda (Badan Pembentukan Peraturan Daerah) sekaligus anggota DPRD Karawang Taufik Ismail mengatakan rapat yang berlangsung di hotel Brits itu terlalu mendadak.
“Sebagai wakil rakyat, saya bertanggung jawab menyampaikan di sini dan memberikan masukan terkait RTRW dan KLHS. Kalau mengadakan acara seperti ini minimal dikasih bekal kita untuk mempelajari diskusi konsultasi publik. Saya dapat naskahnya saja dari orang lain, karna kita bicara seperti ini sangat miris gitu, kita mau diskusi apa? Jangan dibiasakan seperti itulah," tutur Taufik Ismail di dalam forum yang dihadiri sejumlah kepala dinas Karawang.
“Mengenai RTRW dan KLHS ini yang ramai di media sosial, harus diluruskan sebenarnya. Dengarkan suara-suara rakyat. Misalnya pertambangan, terkait banjir dan lain-lain. Nanti di pansus, saya minta semua elemen masyarakat terkait hal-hal seperti ini, dimintai keterangan karena sudah masuk pasal-pasal,“ sambungnya.
Pernyataan Taufik Ismail langsung ditimpali Sekretaris Daerah Karawang Acep Jamhuri. Ia mengapresiasi masyarakat yang telah memberi perhatian atas rencana perubahan tata ruang ini.
“Aktivis medsos yang ramai semalam, mengatakan bahwa ini tidak adil, tidak diundang oleh Sekda, tidak dapat undangan dari Sekda. Saya apresiasi dan Terima kasih atas perhatian terhadap perubahan tata ruang ini,” katanya Acep jamhuri.
Sekda berkelit, rapat yang dilakukan hari ini hanya sebatas mengusulkan rancangan Perda, bukan membuat sebuah produk hukum.
“Nanti kedepan kalau ada yang bermain dengan tata ruang, baik saya selalu Sekda, ataupun kepala dinas, pengusaha ataupun aktivis, oke kita cari orangnya biar fair, jangan prasangka-prasangkaan,” sambungnya.
Editor : Faizol Yuhri