Logo Network
Network

Bumi Diambang Kepunahan, Ilmuwan MIT Beberkan Tanda-Tandanya

Ahmad Muhajir/net Okezone
.
Selasa, 16 Agustus 2022 | 12:50 WIB
Bumi Diambang Kepunahan, Ilmuwan MIT Beberkan Tanda-Tandanya
Ilmuwan MIT jelaskan Bumi diambang kiamat, begini tandanya (Foto: Live Science)

Bumi kemungkinan akan menghadapi kepunahan massal (kiamat), yang keenam sepanjang sejarah planet ini.

Demikian  pendapat Ilmuwan Massachusetts  Institute of Technology (MIT).

Menurut pendapat mereka menilai bahwa perubahan iklim mendorong umat manusia ke ambang kehancuran.

Ilmuwan  MIT mengatakan, hingga saat ini setidaknya lima kepunahan massal telah terjadi di Bumi, didorong oleh fenomena alam dan kosmik

Para ilmuwan memperikarakan fenomena kepunahan massal ini memusnahkan hingga 99,9 persen dari semua kehidupan, tumbuhan dan hewan di Bumi.

Kepunahan massal terakhir, yang disebut dengan Kepunahan Tersier Kapur, terjadi sekitar 66 juta tahun yang lalu ketika asteroid pembunuh menghantam planet ini di lepas pantai Meksiko.

Kepunahan Tersier Kapur ini mengakhiri masa kehidupan dinosaurus, sekaligus memusnahkan hingga 75 persen dari semua kehidupan di Bumi pada saay itu.

Banyak ilmuwan khawatir nasib serupa bisa terjadi di masa depan, dan yang lebih mengkhawatirkan, manusia mungkin memiliki andil dalam kematian planet ini.

Menurut ahli geofisika MIT, Daniel Rothman, aktivitas manusia berpotensi mengganggu siklus karbon global dan memicu bencana ekologis selama 10.000 tahun.

Rothman sebelumnya telah berbicara tentang ramalannya yang mengerikan, di mana dia mengklaim bisa terjadi pada akhir abad ini.

Dalam satu studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances, ia menganalisis perubahan siklus karbon selama 540 juta tahun terakhir, termasuk lima kepunahan massal terakhir.

Dia menggunakan analisis ini untuk menentukan "ambang kapasitas" dalam siklus karbon, di luar itu dia percaya kondisi di Bumi menjadi terlalu tidak stabil untuk menopang kehidupan.

Berdasarkan penelitiannya, Rothman mengklaim Bumi bisa memasuki "wilayah yang tidak diketahui" pada 2100, yang menyebabkan bencana di seluruh planet yang bisa berlangsung hingga 10.000 tahun

Dia menggunakan analisis ini untuk menentukan "ambang kapasitas" dalam siklus karbon, di luar itu dia percaya kondisi di Bumi menjadi terlalu tidak stabil untuk menopang kehidupan.

Follow Berita iNews Karawang di Google News

Halaman : 1 2
Bagikan Artikel Ini