Negara Indonesia memiliki berbagai jenis buah-buahan yang dapat diolah menjadi obat. Salah satu buahnya merupakan matoa atau sering disebut sebagai Pometia pinnata yang berasal dari tanah Papua.
Pada buah matoa memiliki nutrisi yang baik untuk kesehatan tubuh. Kandungan yang terdapat pada buah ini yaitu vitamin C, vitamin B.1, vitamin B.2, vitamin B.3 serta vitamin E. Buah Pometia pinnata serupa dengan buah leci dan maple. Karenanya, matoa memiliki tekstur serupa leci, rambutan, dan lengkeng; yang berair dan memiliki cita rasa sangat manis.
Selain itu, matoa juga mengandung senyawa antioksidan seperti alkaloid, saponin, tannin, flavonoid, fenolik (polifenol), terpenoid. Berdasarkan studi pada tikus yang dimuat National Center for Biotechnology Information, seperti dilansir dari KlikDokter, antioksidan fenolik di dalam bubuk ekstrak kulit buah matoa diyakini memiliki efek anti-obesitas.
Senyawa tersebut dapat menurunkan berat badan tikus dengan menghambat sekresi asam lemak, mengurangi lemak visceral (lemak perut), serta menurunkan kadar lipid hati, maupun lemak darah trigliserida.
Karenanya, ekstrak kulit matoa diduga dapat membantu menurunkan berat badan penderita obesitas alias kondisi berat badan berlebih. Meski begitu, dibutuhkan penelitian lanjutan pada manusia, guna memperoleh bukti kuat soal manfaat ekstrak kulit matoa dalam turunkan berat badan.
Matoa pun diduga dapat digunakan membantu mengurangi risiko diabetes, yaitu penyakit metabolik yang disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi ataupun merespons hormon insulin secara optimal. Insulin merupakan hormon yang bertugas membantu sel tubuh menyerap dan memanfaatkan gula darah (glukosa) sebagai energi.
Ketika tubuh tidak memproduksi ataupun merespon insulin sebagaimana mestinya, hal ini mencetuskan gejala khas diabetes berupa hiperglikemia alias lonjakan kadar gula darah melebihi ambang batas normal.
Manfaat matoa dalam mengurangi risiko diabetes berasal dari buah maupun ekstrak kulit batang pohon matoa. Menurut Data Komposisi Pangan Indonesia, di dalam 100 gram buah matoa, terkandung vitamin C yang sangat tinggi, sebanyak 54 mg.
Sebuah riset yang dipublikasikan jurnal Diabetes, Obesity and Metabolism, mengungkapkan kebiasaan mengonsumsi vitamin C selama 4 bulan dapat membantu menurunkan kadar gula darah setelah makan pada penderita diabetes tipe 2. Peserta penelitian mengonsumsi suplemen vitamin C 500 mg sebanyak dua kali sehari. Kadar tersebut setara dengan makan buah matoa sekitar 1000 gram.
Hanya saja, Jumlah tersebut sangat besar dan berisiko menyebabkan efek samping. Menurut studi yang diterbitkan Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, mengonsumsi buah matoa secara berlebih dapat menyebabkan efek samping berupa teler, lemas, dan keadaan tubuh tidak normal. Efek samping tersebut berasal dari kandungan glukosa jenuh di dalam buah matoa. Karenanya, diabetesi (pengidap diabetes) boleh makan buah matoa secara langsung, tapi jumlahnya harus dibatasi.
Namun, hal tersebut tidak menjamin penurunan risiko diabetes. Sebab, masih diperlukan riset lanjutan yang secara spesifik mengkaji manfaat vitamin C dalam buah matoa dalam menurunkan risiko gangguan metabolik tersebut. Selain itu, ditegaskan pula, menurunkan risiko diabetes dengan mengonsumsi buah matoa ataupun suplemen vitamin C saja tidaklah cukup.
Peneliti dalam jurnal Diabetes, Obesity and Metabolism, menyimpulkan bahwa risiko diabetes hanya bisa diturunkan dengan melakukan perubahan gaya hidup yang signifikan. Hal ini meliputi tidak merokok, tidak minum alkohol, berolahraga, serta mengonsumsi makanan sehat, bergizi seimbang, dan berindeks glikemik rendah.
Selanjutnya, khasiat matoa dalam menurunkan risiko diabetes berasal dari ekstrak kulit batang pohon matoa. Menurut penelitian yang diujicobakan pada tikus dan digagas Universitas Muhammadiyah Malang, kandungan antioksidan polifenol serta flavonoid dalam kulit batang pohon matoa memiliki efek antidiabetes.
Efek tersebut dapat membantu menurunkan kadar gula darah tikus. Sayangnya, karena penelitiannya terbatas dilakukan pada hewan, dibutuhkan studi lanjutan pada manusia, guna memperoleh bukti kuat terkait manfaat tersebut.
Namun, buah ini tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. Sebab, glukosa jenuh dalam matoa dapat mencetuskan efek samping jika dikonsumsi kebanyakan. Efek samping yang dimaksud berupa teler, lemas, dan keadaan tubuh tidak normal. Karena itu, jika Anda berniat menggunakan matoa untuk mengatasi kondisi medis tertentu ataupun menjaga kesehatan secara umum, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dahulu.
Editor : Boby
Artikel Terkait