Komnas PA Jabar Dorong Optimalisasi Peran Guru BK untuk Tekan Kasus Bullying di Sekolah

Iqbal Maulana Bahtiar
Wawan Wartawan, Komisioner Komnas PA Jawa Barat. Foto : iNewskarawang.id/Iqbal Maulana Bahtiar

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Komisioner Komnas Perlindungan Anak Provinsi Jawa Barat, Wawan Wartawan, meminta Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) melakukan optimalisasi peran dan fungsi Guru Bimbingan dan Konseling (BK) di setiap sekolah sebagai upaya menekan angka kekerasan terhadap anak dan mewujudkan Sekolah Ramah Anak (SRA).

Menurut Wawan, Guru BK memiliki peran strategis dalam mencegah dan menangani bullying melalui pendekatan konseling individu maupun kelompok. Guru BK juga diharapkan mampu menumbuhkan empati, karakter positif, serta bekerja sama dengan orang tua dan tenaga pendidik untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan mendukung tumbuh kembang anak.

“Realisasi Sekolah Ramah Anak adalah mimpi kita bersama. Agar setiap anak dapat belajar dan berkembang secara optimal, praktik bullying harus ditekan dan disikapi secara serius oleh seluruh lembaga sekolah,” tegas Wawan.

Wawan juga menyoroti pola layanan konseling yang dinilai masih menggunakan pendekatan lama. Dengan perkembangan teknologi dan kebiasaan siswa yang sangat akrab dengan gadget, ia mendorong agar Disdikpora menyiapkan layanan konseling digital berbasis aplikasi atau platform online.

Menurutnya, layanan BK berbasis digital dapat mengintegrasikan seluruh kebutuhan guru dan siswa dalam satu sistem, mulai dari manajemen data konseling, monitoring perkembangan siswa, hingga layanan konseling online yang sesuai regulasi POP BK.

“Siswa dapat mengakses konsultasi, mengikuti asesmen psikologi, hingga terhubung dengan psikolog profesional bila diperlukan. Layanan seperti ini membuat proses konseling lebih efisien, terstruktur, dan mudah diakses,” jelasnya.

Dengan beban kerja yang semakin berat, Wawan menilai Guru BK perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah daerah, termasuk pemberian reward atau insentif pendapatan agar motivasi dan kualitas layanan tetap terjaga.

Ia juga meminta Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) untuk memperkuat kolaborasi program bersama Guru BK di sekolah-sekolah, terutama dalam meningkatkan kualitas Sekolah Ramah Anak sebagai salah satu indikator Kabupaten Layak Anak (KLA).

“Parameter KLA banyak ditentukan oleh kualitas Sekolah Ramah Anak. Maka harus ada peningkatan, bukan penurunan,” ujarnya.

Wawan berharap seluruh pihak dapat memperkuat sinergi dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang aman, ramah, dan mendukung kesehatan mental serta perkembangan siswa secara berkelanjutan.

Editor : Frizky Wibisono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network