KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Ribuan warga tumpah ruah memadati kawasan Situ Darwin Cakrawijaya, Desa Pangulah Utara, Kecamatan Kotabaru, Kabupaten Karawang, Sabtu (28/6/2025). Mereka hadir untuk merayakan Milangkala ke-45 Desa Pangulah Utara yang dikemas dalam acara pesta rakyat bernuansa budaya dan kekeluargaan.
Kemeriahan dimulai dengan jalan santai dan kirab bendera merah putih sepanjang 79 meter, serta hajat hasil bumi Pangulah Utara yang dibawa masyarakat. Berbagai pertunjukan seni turut ditampilkan, mulai dari pencak silat, andong budaya, hingga pagelaran wayang golek pada malam hari.
"Perayaan ulang tahun desa ini sejatinya jatuh pada 24 April 2025, namun pelaksanaannya diundur karena bertepatan dengan bulan Ramadhan. Tapi alhamdulillah, antusiasme sangat warga luar biasa,” ujar Kepala Desa Pangulah Utara, Ade Trisna, Sabtu (28/6/2025).
Ade menjelaskan, kegiatan Milangkala ini merupakan yang kedua kalinya digelar, setelah sebelumnya dilaksanakan pada 2023. Pemerintah desa menyatakan siap mendukung jika masyarakat ingin menjadikan perayaan ini sebagai agenda rutin tahunan.
“Kami ingin warga terus kompak dan bisa bersinergi dengan pemerintah desa. Tanpa kebersamaan, pembangunan tidak akan berjalan maksimal,” ungkap Ade.
Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang, Lusi Asela mengatakan, saat ini Desa Pangulah Utara sudah ditetapkan sebagai desa wisata rintisan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang.
Daya tarik utamanya adalah Situ Darwin Cakrawijaya yang kini dimanfaatkan sebagai ruang publik, lokasi edukasi, dan tempat wisata.
“Lahan danau ini murni milik desa, dikelola bersama BUMDes, Karang Taruna, PKK, dan Pokdarwis. Kami optimalkan sebagai pusat ekonomi sirkular, dari wisata, edukasi pertanian dan peternakan, hingga kuliner,” ungkap Lusi.
Lusi mengatakan, dengan pengelolaan kolaboratif dan potensi lokal yang besar, Pangulah Utara akan diarahkan menjadi desa wisata mandiri yang bisa menjadi percontohan bagi desa-desa lain.
“Konsepnya bukan hanya wisata alam, tapi ada ketahanan pangan, budaya, dan ekonomi warga yang berjalan. Bahkan ikon kulinernya, rengginang besar seukuran drum, sudah jadi daya tarik tersendiri,” ujarnya.
Lusi berharap desa-desa lain bisa mencontoh semangat Pangulah Utara dalam mengelola potensi lokal. Disparbud Karawang juga berkomitmen memberikan pembinaan berkelanjutan agar desa wisata ini terus naik kelas.
“Membangun itu penting, tapi mempertahankan lebih sulit. Maka sinergi antara pemerintah desa dan masyarakat adalah kunci,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Karawang, Waya Karmila, juga hadir langsung dalam acara. Ia menyatakan pihaknya mendukung penuh pelestarian budaya lokal.
“Tadi jalanan sampai macet karena antusias warga. Ini bukti bahwa budaya lokal masih sangat diminati. Kami Disparbud Karawang siap mensupport penuh desa-desa yang ingin menampilkan kebudayaan yang ada di Kabupaten Karawang,” ujarnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait