KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Dikenal sebagai kota industri, dengan kawasan industri terbesar di Asia Tenggara dengan ribuan pabrik, lulusan SMK di Karawang justru kesulitan mencari pekerjaan di daerahnya sendiri.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Karawang mencatat hingga Agustus 2024, jumlah penduduk usia kerja mencapai 1,96 juta orang. Namun, hanya sekitar 1,15 juta yang bekerja. Sebanyak sekitar 700 ribu orang telah terserap ke dunia kerja.
Sisanya, sekitar 100 ribu orang menganggur. Tingkat Pengangguran Tertinggi (TPT) berasal dari lulusan SMA/SMK, mencapai 12,7 persen.
Sulitnya mendapat pekerjaan bagi lulusan SMK disebabkan oleh minimnya lowongan tanpa pengalaman kerja, syarat yang memberatkan, keberadaan calo tenaga kerja, hingga aturan magang dari pemerintah.
Farhan (23), salah satu lulusan SMK pada tahun 2022 di Karawang mengaku sangat sulit mencari pekerjaan di tanah kelahirannya sendiri. Tiga tahun sejak ia lulus, Farhan tidak pernah mendapatkan pengalaman bekerja sama sekali.
"Sejak lulus saya belum pernah ngalamin kerja sama sekali, udah coba lamar kesana kemari gapernah ada panggilan. Pernah sekali ikut tes di Disnakertrans tapi engga ada kelanjutan hasil tes nya, kayanya sih galolos," ungkap Farhan, Jum'at (16/5/2025).
Farhan mengatakan, minimnya lowongan bagi lulusan SMK yang belum memiliki pengalaman bekerja masih menjadi kendala terbesar baginya. Menurutnya, persyaratan pengalaman bekerja minimal 1 tahun dengan batas usia maksimal dirasa tidak relevan.
"Sekarang kalo liat lowongan di website Disnakertrans banyaknya itu untuk S1, sekalinya ada lowongan untuk siswa SMK harus punya pengalaman bekerja minimal 1 tahun di bidang inilah itulah rumit banget," ujar Farhan.
Senada dengan Farhan, Rifky Nugraha (23) lulusan salah satu SMK pada tahun 2021 menyatakan hal serupa. Menurut Rifky, pembelajaran mengenai dunia industri baik teori maupun praktik yang ia pelajari saat sekolah dirasa sia-sia.
"Percuma dulu dilatih buat mempelajari semua mesin, praktik bikin segala macem, jadi tidak terpakai karena sulit cari kerja di Karawang," ujar Rifky.
Rifky meminta pemerintah lebih bersungguh-sungguh memperhatikan para lulusan SMK yang memang sejak awal dicetak untuk siap bekerja setelah lulus.
"Coba diperbanyak lagi lowongannya, jangan buat sarjana doang, kami juga lulusan SMK butuh kerja, butuh makan. Diperhatikan jangan malah dipersulit, kalau bisamah mending sistem offline lagi penyediaan lowongannya," pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait