Didin juga menyoroti potensi besar Karawang yang memiliki banyak perusahaan. Ia mengusulkan agar di tiap perusahaan tersedia “pojok UMKM lokal Karawang” sebagai wadah promosi dan penjualan produk lokal.
"Jika regulasinya mendukung, ini sangat mungkin diterapkan. Karena di perusahaan itu pekerjanya banyak, jadi peluang pasarnya besar,” katanya.
Meski begitu, Didin menyadari bahwa pendekatan tersebut mungkin belum cukup efektif. Oleh karena itu, ia berencana mengusulkan penguatan regulasi baik melalui perubahan Perda maupun fokus baru dalam Perbup agar strategi pemasaran lokal UMKM bisa lebih optimal.
Sementara itu, Kabid Ekraf Disparbud Karawang, F.W. Aditiya, mengakui bahwa pemasaran masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Ia menegaskan pentingnya penyusunan Perbup pariwisata dan ekonomi kreatif yang matang, dengan melibatkan pelaku UMKM agar kebijakan yang dibuat benar-benar sesuai kebutuhan mereka.
“Banyak pelaku UMKM yang mengeluhkan minimnya perhatian terhadap pemasaran lokal. Ini perlu kita prioritaskan agar perputaran usaha mereka bisa lebih maksimal,” ungkap Adit.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kohati Cabang Karawang, R. Govina, menyampaikan harapannya agar kegiatan ini mampu memberikan manfaat nyata bagi pelaku UMKM, khususnya perempuan pelaku usaha.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait