KARAWANG, iNewsKarawang.id – Ratusan warga binaan di Lapas Kelas IIA Karawang dilaporkan terpapar penyakit scabies. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Lapas Kelas IIA Karawang, Christo Toar, Senin,(23/12/2024).
Diungkapkan Christo, kasus ini menjadi perhatian serius pihaknya, terutama karena lingkungan lembap akibat musim hujan dan kondisi overkapasitas. Pasalnya, ada sebanyak 352 warga binaannya terpapar scabies.
“Dengan kapasitas ideal untuk 590 orang, lapas saat ini dihuni oleh 1.164 warga binaan. Kondisi ini membuat penyebaran penyakit menular seperti scabies sulit dicegah,” ujar Christo, Senin (23/12/2024).
Ia juga mengatakan, Musim hujan memperburuk situasi karena kelembapan mendukung pertumbuhan bakteri dan jamur. Ditambah lagi, kebiasaan beberapa warga binaan yang malas mandi atau menjemur matras mempercepat penyebaran tungau penyebab scabies.
“Scabies biasanya muncul karena tungau masuk ke kulit, terutama di sela-sela jari tangan atau kaki. Ketika digaruk, tungau berpindah ke area lain seperti selangkangan, membuat infeksi semakin parah,” jelasnya.
Sebagai upaya penanganan, pihak lapas telah membagikan sabun antiseptik dan salep khusus kepada seluruh warga binaan. Tim kesehatan juga mengadakan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
“Kami terus mengimbau warga binaan untuk memeriksakan diri ke klinik jika merasa gatal-gatal. Namun, banyak dari mereka yang malu, terutama jika infeksi terjadi di area sensitif seperti selangkangan,” tambah Christo.
lanjutnya, sterilisasi tempat tidur rutin dilakukan setiap tahun. Warga binaan juga diminta menjemur matras di bawah sinar matahari setiap pagi. Namun, tingkat kepatuhan masih rendah.
"Banyak yang malas menjemur matras mereka hingga siang hari ketika sinar matahari mulai berkurang,” ungkapnya.
Sementara itu, Christo menjelaskan bahwa scabies sendiri menjadi fenomena umum di lapas yang mengalami overkapasitas. Namun, Christo bersyukur bahwa kasus scabies tidak ditemukan pada warga binaan perempuan.
"Hampir 80 persen lapas overkapasitas pasti memiliki kasus scabies. Tapi, Alhamdulillah, para perempuan lebih rajin menjaga kebersihan. Mereka mandi teratur dan lingkungan mereka lebih bersih,” tuturnya.
Meskipun menghadapi tantangan berat, Christo memastikan pihaknya tetap berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi warga binaan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat menekan angka kasus dan menciptakan lingkungan lapas yang lebih sehat.
“Pemberian antiseptik dan salep bukan hanya untuk pengobatan, tetapi juga untuk membangun kesadaran berkelanjutan tentang pentingnya menjaga kebersihan. Kami ingin menciptakan lapas yang bebas penyakit,” pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait