KARAWANG, iNewsKarawang.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang mencatat di tahun 2024 ini angka kematian ibu (AKI) mencapai 38 kasus.
Dari jumlah tersebut menjadikan Kabupaten Karawang sebagai peringkat ke-6 tertinggi kasus kematian Ibu di Jawa Barat.
Kepala Dinas Kesehatan Karawang, Endang Suryadi mengungkapkan, Meski turun dari posisi sebelumnya, angka ini tetap menjadi perhatian serius.
Pasalnya, Kabupaten Karawang pernah menjadi daerah dengan AKI tertinggi, baik di tingkat provinsi maupun nasional.
“Sekarang ada 38 kasus, posisi ke-6 di Jawa Barat. Alhamdulillah, ini sudah menurun dibandingkan sebelumnya,” Ungkap Endang, saat ditemui pada saat rapat evaluasi di Ruang Sekretariat Daerah Karawang, Kamis (12/12/2024).
Endang juga menjelaskan, Karawang sebelumnya berada di posisi teratas AKI di Jawa Barat. Penurunan ini dinilai hasil dari upaya intensif pemerintah dalam meningkatkan layanan kesehatan ibu hamil, termasuk penambahan frekuensi pemeriksaan kehamilan.
“Dulu kita selalu nomor satu. Makanya kami terus mengevaluasi, kenapa masih banyak ibu melahirkan yang meninggal? Ini harusnya tidak terjadi,” tegas Endang.
Dengan demikian, Endang menekankan pentingnya pemeriksaan rutin bagi ibu hamil. Mengingat, pemeriksaan kehamilan minimal saat ini ditingkatkan dari empat kali menjadi enam kali, dengan kewajiban melibatkan dokter dan pemeriksaan USG.
“Melalui USG, sejak awal bisa diketahui apakah ada risiko komplikasi yang berpotensi membahayakan ibu dan bayi. Dengan begitu, jika ada masalah, bisa segera ditangani,” jelasnya.
Endang juga memaparkan, Dari 38 kasus yang tercatat, mayoritas disebabkan oleh hipertensi dan pendarahan yang sering terlambat ditangani.
"Banyak kasus rujukan terlambat. Kondisi sudah gawat baru dirujuk, baik ibu maupun bayi. Ini yang perlu dicegah,” imbuhnya.
Sementara itu, Subkoordinator Kesehatan Keluarga (Kesga) Dinkes Karawang, Eneng, mengungkapkan bahwa AKI di Karawang terus mengalami tren penurunan sejak tahun 2021. Pada 2021, tercatat 117 kasus, menurun menjadi 52 kasus pada 2022, 49 kasus pada 2023, dan 38 kasus pada 2024.
“Walaupun masih tinggi, angka ini menunjukkan perbaikan yang signifikan. Harapan kami, jumlah ini terus menurun secara drastis di tahun-tahun mendatang,” tuturnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait