KARAWANG, iNewskarawang.id- Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tanjungpura 4 di Desa Tanjungpura, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, muntah-muntah karena adanya bau gas yang sangat menyengat.
Diungkapkan ES (42) salah satu guru SDN Tanjungpura 4, bau gas yang menyengat itu diduga berasal dari penyulingan gas milik PT. Arbith Energy Perkasa yang belokasi disamping sekolah.
"Sekitar 2 minggu yang lalu siswa kami banyak yang muntah-muntah pak, 3 hari berturut-turut itu bau gas sangat menyengat, itu terjadi karena adanya kebocoran isi ulang gas dari PT. Arbith Energy Perkasa," ungkap ES pada Senin,(18/11/2024).
Ia juga mengatakan jika para siswa terpaksa harus belajar dilapangan sekolah demi keselamatan para siswa.
"Sebenernya sering tercium pak tapi kami tidak mengeluh karena hanya beberapa menit saja, tapi 3 hari itu bau menyengat nya tidak kunjung hilang, daripada bahaya akhirnya kita laporan ke pihak PT. Arbith Energy Perkasa bersama para guru dan RT setempat,"Tambahnya.
Dikatakan ES, pihak sekolah juga pernah mendatangi pihak PT. Arbith Energy Perkasa untuk meminta agar pengisian gas itu menunggu Kegiatan Belajar Mengajar di SDN Tanjungpura 4 selesai hingga siswa pulang.
"Karena dampak nya sudah mengganggu KBM kami pihak sekolah sudah sempat datang ke PT. Arbith Energy Perkasa bersama RT dan warga setempat, mereka sudah menyetujui kesepakatan yang sudah kita bicarakan" terangnya.
Dengan peristiwa tersebut, ES mengaku khawatir akan keselamatan para siswanya. Sebab, dapat berdampak buruk bagi kesehatan para siswa.
"Kami khawatir pak, kalo tiap hari menghirup bau gas yang menyengat kesehatan kami pasti terganggu, bahkan bisa keracunan. Kami seringkali mengalami sesak pernafasan dampak dari kebocoran gas tersebut, mudah-mudahan pihak PT. Arbith Energy Perkasa benar-benar mendengarkan keluhan kami dan janji kesepakatan itu tidak diingkari lagi oleh mereka" tuturnya.
Senada dengan ES, R yang juga mengajar di SDN Tanjungpura 4 mengatakan kejadian tersebut tidak hanya terjadi baru-baru ini saja, namun dari belasan tahun yang lalu sudah sering terjadi.
Meskipun begitu, perjanjian yang telah disepakati tengang pengisian gas diatas jam belajar sering kali diingkari. Bahkan, hanya dilakukan sekitar 1-2 bulan saja.
"Kejadian ini bukan yang pertama kali, saya itu disini dari 2013, kejadian ini sering terjadi dan tetep aja kesepakatan yang sudsh disepakati hanya dilakukan selama 1 sampai 2 bulan saja, setelah itu terjadi lagi lalu laporan lagi, gitu-gitu aja terus tiap tahun nya pak" ucap R.
"Dulu pernah pihak PT. Arbith Energy Perkasa itu ngasih masker dan susu kepada siswa kami, sekitar tahun 2018, itupun hanya berjalan sekitar 1 sampai 2 bulan, setelah itu ya berulang lagi kejadian nya, capek juga kami laporan terus"tambahnya.
Demi keselamatan para siswanya, Ia juga berharap ada penindakan dari pemerintah untuk menangani permalasahan tersebut.
"Semoga ada tindakan lah dari pemerintah. Kasian anak-anak, jangan sampai ada korban dulu baru ditindak," tandasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait