Dia mengungkapkan, jika ingin mengambil strategi penutupan cabang maka juga sudah harus menghitung komponen biaya pensiun dini untuk karyawan yang terkena imbas penutupan cabang. Atau disiapkan biaya pelatihan guna memberikan skill tambahan yang sekiranya berguna untuk posisi baru.
Perbankan, lanjutnya, dapat melakukan langkah inisiatif dengan menawarkan berbagai pilihan kepada pegawai yang akan terkena dampak penutupan cabang. Selain itu, perbankan juga dapat melakukan pendekatan secara individual kepada pegawainya untuk mengetahui ekspektasi pegawai.
“Harapannya agar terjalinnya komunikasi yang baik dan mendapatkan dukungan penuh dari para pegawainya,” ungkap Wira.
Dengan adanya win win solution terhadap pegawai yang terkena imbas penutupan cabang maka akan membuat image perusahaan tersebut juga terlihat lebih baik.
Jika ada keluhan dari pegawai perbankan lalu menyampaikan di surat terbuka tentunya akan membuat image perusahaan tersebut tidak baik, maka di khawatirkan juga mencoreng industri perbankan di tanah air.
Dia menuturkan, belakangan ini banyak terdapat keluhan dari pegawai perbankan yang kecewa terhadap kebijakan perusahaannya yang tidak memberikan pilihan yang baik. Menurutnya, perbankan harus menawarkan pilihan yang tidak menjebak karyawan dan melanggar ketentuan.
Peran pemerintah sebagai regulator perbankan dalam hal ini sangat lah penting, selalu memperhatikan keseimbangan seluruh lapisan ekonomi merupakan tanggung jawab dan peranan pemerintah. Wira optimis semuanya akan terselesaikan dengan baik jika semua pihak turut terlibat dan memikirkan dengan matang perihal ini.
Wira mengajak kepada para bankir maupun ex-bankir yang ingin sama-sama mengembangkan kemampuan baik soft skill serta mencari peluang usaha sejak dini dipersiapkan agar jika terjadi hal-hal yang tidak terduga maka kita sebagai individu sudah siap menghadapi.
Editor : Faizol Yuhri