Banyak orang yang tidak tahu bahwa telur memerlukan perawatan ekstra dalam penyimpannya. Jika salah menyimpan, bukan tidak mungkin telur tersebut malah menjadi tempat perkembangan bakteri yang dapat menyebabkan orang yang memakannya menjadi sakit.
Padahal telur itu salah satu bahan pangan wajib yang harus tersedia di rumah. Selain bisa dimakan langsung, telur memang kerap menjadi bahan masakan, baik makanan utama maupun kue-kuean.
Berikut 7 kesalahan yang umum dilakukan orang saat menyimpan telur menurut Layanan Keamanan dan Inspeksi Makanan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), seperti dikutip Antara dari Real Simple.
Membeli telur yang tidak disimpan dengan benar
Saat berbelanja telur, pastikan telur yang Anda beli disimpan dengan benar di toko. Telur disimpan di bagian berpendingin di toko bahan makanan karena bakteri apa pun yang ada dalam telur dapat berkembang biak dengan cepat pada suhu kamar, tetapi kecil kemungkinannya untuk berkembang biak jika dalam suhu dingin.
Selanjutnya, usahakan untuk memilih telur Grade A atau AA dengan cangkang yang bersih dan tidak pecah. Saat membeli produk telur, carilah wadah yang tertutup rapat.
Tidak mendinginkan telur setelah sampai di rumah
Setelah membeli telur dari toko kelontong setempat atau melalui jasa pengiriman, Anda perlu segera mendinginkannya. Selain itu, setelah telur didinginkan, maka harus tetap seperti itu.
USDA mencatat, telur dingin yang ditinggalkan pada suhu kamar dapat memfasilitasi pergerakan bakteri ke dalam telur dan meningkatkan pertumbuhan bakteri salah satunya Salmonella yang dapat menyebabkan diare, demam, dan kram perut.
Tidak mengatur kulkas dalam suhu yang tepat
Telur tidak hanya perlu didinginkan secepatnya, tetapi juga perlu didinginkan pada suhu yang tepat. Pastikan lemari es Anda disetel pada suhu 4 derajat Celcius atau lebih rendah, dan simpan telur di dalam kartonnya. Telur juga harus disimpan di bagian terdingin dari lemari es, dan tidak disimpan di bagian pintu, yang cenderung lebih hangat.
Editor : Boby