Orangtua harus tahu, kata dr Mesty, bahwa cuci tangan bukan hanya aktivitas simple, tapi itu bagian dari tindakan menstimulasi si kecil. Ini terjadi ketika si kecil belajar menggosok tangan dengan sabun di bawah air mengalir, lalu menghafal urutan cuci tangan yang baik dan benar, pun saat tangan si kecil menyentuh air.
"Jadi, dari kebiasaan cuci tangan yang sudah diajarkan sedari kecil, anak itu memiliki kemampuan kognitif dan sensorik yang lebih baik," ungkap dr Mesty.
Menjadi penting untuk diperhatikan sekarang adalah pemilihan sabun yang cocok untuk si kecil. Dokter Mesty menyarankan agar para orangtua memang menyediakan sabun cuci tangan khusus yang terbukti aman dan punya khasiat baik.
"Pilih sabun yang memang baik untuk skin barrier anak, tidak bikin kulitnya kering, dan di masa pandemi seperti sekarang perhatikan juga khasiat lain seperti apakah sabun itu bisa membunuh kuman, virus, bakteri yang menyebabkan penyakit," tambahnya.
Sebab, ketika si kecil cuci tangan tapi kuman, bakteri, dan virus yang di tangannya tidak mati, itu tetap bisa menularkan penyakit ke si kecil. Salah satu penyakit yang perlu dikhawatirkan adalah diare.
"Kalau si kecil sudah diare, gizinya bisa berkurang. Kalau gizinya kurang, si anak berpotensi stunting dan ini bisa memengaruhi kecerdasan otak pada akhirnya," ungkap dr Mesty.
"Jadi, penting sekali bagi para orangtua mengajarkan anak sejak kecil cuci tangan yang benar dan dengan sabun yang tepat. Sebab, cuci tangan berpengaruh pada kecerdasannya," tambahnya.
Editor : Boby