Pengurus Baru Korpri Urai Benang Kusut Dana Purna ASN Karawang

KARAWANG, iNEWSKarawang.id - Ratusan purna Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kabupaten Karawang kembali mendatangi pengurus baru Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri). Dengan penuh harap dan lelah menunggu, mereka meminta agar hak uang kadeudeuh yang telah lama tertunda bisa segera dicairkan.
Pertemuan itu berlangsung dengan penuh kehangatan dan harapan di Galeri Bale Indung Nyi Pager Asih, Jumat (10/10/2025).
Ketua Pejuang Dana Korpri Terpending (PDKT), Juhdiana, menyebutkan, ada sekitar 600 purna ASN yang pensiun sejak 2022 belum juga menerima dana penghargaan masa baktinya. Di balik perjuangan itu, terselip duka puluhan di antaranya telah berpulang sebelum sempat menikmati hak mereka.
"Sudah hampir 40 orang meninggal. Dalam sebulan terakhir saja, empat orang wafat. Kami hanya ingin kepastian, karena ini hak kami sebagai purna bakti,"tutur Juhdiana.
Juhdiana mengaku kecewa dengan perlakuan tidak adil dari pengurus lama Korpri. Menurutnya, sebagian purna ASN bisa langsung menerima pencairan karena membawa rekomendasi pejabat tinggi, sementara lainnya harus menunggu tanpa kepastian.
"Kalau pencairan sesuai TMT pensiun, kami tak akan protes. Tapi ada yang cepat cair karena bawa surat rekomendasi, sedangkan kami yang menunggu sesuai aturan justru terabaikan. Itu tidak adil,"ujarnya lirih.
Meski sempat muncul desakan dari sejumlah anggota PDKT untuk menggelar aksi turun ke jalan, Juhdiana memilih meredam gelombang emosi itu.
"Saya minta semua bersabar. Selama saya masih berjuang, jangan dulu demo. Saya punya tanggung jawab moral memperjuangkan hak teman-teman,"katanya.
Sementara itu, Sekretaris Korpri Karawang yang baru, Gery Sigit Samrodi, menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin terjebak dalam persoalan masa lalu. Di bawah arahan Pembina Korpri, Bupati Karawang Aep Syaepuloh, pengurus baru berkomitmen untuk menuntaskan persoalan ini secepat mungkin.
“Kami ingin fokus pada penyelesaian, bukan mencari kesalahan. Insya Allah, pencairan akan mulai kami lakukan 29 November 2025, bertepatan dengan HUT Korpri,”kata Gery, optimis.
Ia menegaskan, sistem pencairan kini akan jauh lebih transparan dan modern dengan tidak lagi melalui proses manual yang rawan penyimpangan.
Kini dana akan langsung ditransfer ke rekening masing-masing penerima, dimulai dari mereka yang paling lama pensiun.
"Tidak ada lagi cek, tidak ada berita acara. Semua langsung masuk rekening. Kami ingin bersih, cepat, dan tepat,” tegasnya.
Gery juga mengungkapkan hasil audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP). Dari data yang diterima, terdapat 580 orang periode 2021–2022 yang sudah menerima berita acara dan cek, namun uangnya belum cair.
Ditambah 611 orang periode 2022–2024, total 1.191 purna ASN yang haknya masih tertahan.
Jika dirata-ratakan sebesar Rp14 juta per orang, maka total dana yang harus dibayarkan mencapai sekitar Rp16 miliar. Namun, saldo kas Korpri saat ini baru mencapai Rp6,5 miliar, yang berasal dari iuran ASN aktif sebesar Rp100 ribu per bulan.
“Artinya belum cukup untuk melunasi semuanya sekaligus. Karena itu, pencairan akan kami lakukan bertahap, dimulai dari yang paling lama,” jelasnya.
Lebih jauh, Gery juga menyinggung persoalan iuran ASN yang ternyata tidak seluruhnya masuk ke kas Korpri.
"Dengan jumlah ASN Karawang sekitar 7.000 orang, mestinya iuran bisa mencapai Rp700 juta per bulan. Tapi yang masuk hanya sekitar Rp500 juta. Artinya ada sekitar 2.000 ASN yang tidak terpotong iurannya. Ini yang sedang kami benahi,"ujarnya.
Di akhir pembicaraan, Gery menegaskan bahwa seluruh aspirasi dan keresahan para purna ASN akan dibawa ke Musyawarah Kabupaten (Muskab) Korpri Karawang mendatang.
"Kami akan bawa semua ini ke Muskab. Mohon doa dari para purna ASN, agar prosesnya lancar dan tidak ada kendala," tutup Gery.
Editor : Frizky Wibisono