Kades Pangulah Utara Dorong Kolaborasi DLH dan BUMDes untuk Kembangkan Situ Darwin

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Prestasi membanggakan kembali diraih sektor pariwisata Karawang. Desa Wisata Situ Darwin di Desa Pangulah Utara, Kecamatan Kotabaru, berhasil menyabet Juara 2 Desa Wisata Tingkat Jawa Barat pada perhelatan Hari Pariwisata Sedunia.
Keberhasilan ini tak lepas dari pembinaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Karawang, serta kerja keras masyarakat setempat yang tergabung dalam Forum Desa Wisata (Fordesta) dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Bahkan, Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Disparbud Karawang, Lusi Asela, turut dinobatkan sebagai mentor terbaik ke-5 Jawa Barat.
Kepala Disparbud Karawang, Abas Sudrajat, mengapresiasi capaian tersebut. Menurutnya, semangat masyarakat menjadi kunci utama keberhasilan pengembangan desa wisata.
"Kami selalu mendorong rekan-rekan desa wisata agar berani mengembangkan potensinya, sehingga bisa meningkatkan daya tarik dan daya tawar di Karawang," ujarnya, Jumat (26/9/2025).
Di balik raihan juara, kelompok sadar wisata Situ Darwin punya cerita unik. Sekertaris Pokdarwis, Ahmad Azmi Gusmilar menuturkan bahwa lomba tingkat provinsi menantang setiap desa wisata membuat mini proyek ramah lingkungan.
"Secara regulasi, desa kami sudah di-SK-kan Bupati sebagai desa wisata rintisan. Dari delapan desa wisata yang ada, kami ikut lomba Gapura Sabta Pesona yang di gelar oleh Disparbud Jawa Barat. Program ini fokus bagaimana mengolah sampah jadi produk ekonomis. Kami memilih proyek paving block dari sampah plastik," ungkap, Senin (29/09/25).
Lokasi Desa Situ Darwin yang berdekatan dengan TPA Jalupang menjadi tantangan tersendiri. Namun, alih-alih memandang sampah sebagai masalah, warga justru menjadikannya potensi.
"Banyak yang mengira wisata dekat TPA itu negatif, tapi kami justru melihat peluang. Sampah bisa diolah jadi paving block untuk jogging track di area wisata. Kalau kurang bahan, malah kami bisa minta suplai dari TPA. Jadi, sampah bukan masalah, tapi solusi," jelasnya.
Selain proyek sampah, desa juga berhasil mencatat keaktifan tinggi di sistem Jabar Korporat, mulai dari materi, ujian, hingga pertemuan daring sepanjang Agustus. Konsistensi itulah yang menambah nilai hingga Situ Darwin mampu menyabet posisi kedua.
Meski demikian, Pokdarwis mengaku masih menghadapi kendala sarana produksi.
"Kami butuh mesin, gedung, dan tempat pengolahan sampah. Selama ini baru bikin satu-dua paving block. Kalau ada dukungan fasilitas, kami bisa produksi massal sekaligus membuka lapangan kerja lokal," katanya.
Ditempat yang sama, Kepala Desa Pangulah Utara, Ade Trisna Sutrisna juga menyatakan dukungan penuh terhadap pengembangan Desa Wisata Situ Darwin.
"Alhamdulillah, Desa Wisata Situ Darwin sudah menunjukkan perubahan besar. Kami pemerintah desa berkomitmen mendukung Pokdarwis dan BUMDes untuk memaksimalkan potensi wisata, termasuk mengolah sampah jadi nilai ekonomi," tutur Ade.
Ia juga berharap dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) segera terwujud, khususnya untuk membangun workshop pengolahan sampah dan mendukung program TPS 3R.
"Kalau sampah hanya dibuang ke TPA, itu bukan solusi. Tapi kalau dikelola jadi produk ekonomis, maka bisa mengurangi beban TPA dan memberi manfaat langsung bagi desa. Kami juga siap memusyawarahkan bersama BPD agar keberlanjutan program ini masuk agenda desa," tegasnya.
Bagi masyarakat Desa Pangulah Utara, raihan juara bukan sekadar penghargaan, melainkan titik awal menuju desa wisata berkelas.
"Harapan kami, Situ Darwin bisa lebih berkembang, lebih tertata, dan menjadi sumber pendapatan asli desa. Prestasi ini jangan sampai berhenti di tengah jalan, tapi harus berlanjut,” tutupnya.
Editor : Frizky Wibisono