Jejak Panjang Birokrat Senior Poltak S.M.L Toruan, Dari STPDN hingga Kepala Diskominfo Karawang

KARAWANG, iNEWSKarawang.id - Nama Poltak S.M.L Toruan kembali mengemuka di jagat birokrasi Karawang. Sosok birokrat senior yang telah lebih dari dua dekade mengabdi ini kini dipercaya menakhodai Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Karawang.
Bagi sebagian orang, Poltak bukanlah wajah baru. Kariernya sudah terukir panjang sejak pertama kali ditempatkan di Karawang usai lulus STPDN tahun 1999.
Dari Bagian Ketertiban cikal bakal Satpol PP, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Lingkungan Hidup, hingga Dinas Perhubungan, jejaknya tersebar hampir di setiap sudut pemerintahan. Ia bahkan sempat menjadi ajudan Bupati Dadang S. Muchtar pada 2005–2009, sebuah pengalaman yang membuka banyak pintu dalam kariernya.
"Kalau ditarik mundur, perjalanan saya di Karawang sudah panjang. Dari ajudan, sekretaris dinas, sampai kepala kantor. Baru sekarang dipercaya jadi kepala dinas,"ujarnya, mengenang perjalanannya.
Poltak lahir di Desa Pohonribuan, Tapanuli Utara, tahun 1976. Namun masa kecilnya banyak dihabiskan di Bandung, mengikuti ayahnya yang bekerja di Kantor Pos. Dari sang ayah, Poltak belajar arti hidup lurus dan sederhana, meski berada di posisi berpengaruh.
"Bapak saya itu lurus sekali, bahkan waktu menjabat posisi penting dengan ratusan anak buah, tetap hidup sederhana. Itu yang menular ke saya,"kenang Poltak.
Didikan itulah yang membuatnya tumbuh hati-hati dalam mengelola amanah jabatan maupun anggaran.
"Sampai sekarang saya paling takut menyalahgunakan anggaran. Itu sudah jadi prinsip hidup,"tegasnya.
Selepas SMA Negeri 2 Bandung, Poltak diterima di STPDN angkatan 1995. Suasana kampus yang kental dengan disiplin semi militer tidak membuatnya gentar. Dengan tubuh yang terbiasa olahraga basket dan sepak bola, ia mampu bertahan di tengah kerasnya pendidikan itu.
Tahun 1998 menjadi titik yang tak terlupakan. Saat krisis moneter mengguncang negeri, Poltak yang tengah praktik lapangan di Tangerang ikut menyaksikan langsung kerusuhan Mei 1998.
Gas air mata, kerusuhan massa, dan ketegangan sosial menjadi pengalaman nyata yang membentuk pandangannya sebagai calon birokrat muda. Ia menyadari bahwa jabatan hanyalah alat untuk memahami denyut rakyat.
Karier Poltak berputar di berbagai dinas, lebih banyak di balik layar. Ia menjadi sekretaris di Dinas Koperasi, Dinas Lingkungan Hidup, hingga Dinas Perhubungan. Namanya jarang muncul di permukaan, tapi kiprahnya senantiasa berjalan.
Kini, roda birokrasi membawanya kembali ke garis depan. Sebagai Kepala Diskominfo Karawang, ia menghadapi tantangan berat, di era derasnya arus digitalisasi, rendahnya literasi informasi publik, dan kebutuhan percepatan teknologi menjadi ujian bagi Poltak mengelola arus informasi.
"Kami masih kekurangan SDM untuk mengelola arus informasi yang begitu besar. Karena itu, percepatan teknologi jadi kebutuhan utama,"ucapnya dengan penuh keyakinan.
Meski kini berada di posisi strategis, Poltak tetap memegang teguh nilai yang diwariskan ayahnya yaitu lurus dalam bekerja dan sederhana dalam hidup.
"Buat saya, pemimpin itu bukan soal jabatan, tapi keberanian mengambil keputusan dan tetap lurus di jalan yang benar,"tegasnya.
Dari wajah lama yang sempat redup, Poltak S.M.L Toruan kini bangkit kembali, membawa misi membangun komunikasi dan informasi Karawang yang lebih terbuka, modern, dan berpihak pada masyarakat.
Editor : Frizky Wibisono