Viral Video Siswa Laki-laki Berjoget Gemulai di Sekolah, Disdikpora Panggil Kepsek

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Sebuah video yang menampilkan seorang siswa SD laki-laki berjoget gemulai layaknya perempuan viral di media sosial. Aksi tersebut diketahui terjadi di halaman sebuah sekolah di Kecamatan Majalaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Dalam video yang beredar, pelajar berseragam SD itu tampak lincah menari mengikuti alunan musik. Sejumlah siswa dan guru yang berada di belakangnya ikut menikmati irama sambil menggerakkan tangan.
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Karawang langsung turun tangan memanggil pihak sekolah, koordinator wilayah kecamatan pendidikan (korwilcambidik) dan pengawas sekolah untuk dimintai klarifikasi terkait video viral tersebut.
Kasubag Umum dan Kepegawaian (Umpeg) Disdikpora Karawang, Joean Himawan, menyebut video itu direkam usai sesi foto kelulusan siswa pada Senin, (2/6/2025).
“Video itu dibuat tanpa unsur kesengajaan. Siswa tersebut memang memiliki hobi menari dan secara sukarela tampil setelah sesi foto angkatan,” ujar Joean, Selasa (10/6/2025).
Menurut Joean, awalnya panitia meminta siswa perempuan untuk tampil, namun tidak ada yang bersedia. Siswa laki-laki yang tampil dalam video tersebut kemudian menawarkan diri.
“Siswa itu memang dikenal suka menari, sering ikut lomba juga. Jadi bukan disuruh, tapi murni inisiatif sendiri,” katanya.
Video itu kemudian diunggah oleh salah satu guru melalui akun pribadi, bukan akun resmi sekolah.
Joean menegaskan tidak ada indikasi penyimpangan pada kepribadian siswa tersebut. Selama di sekolah, siswa tersebut berperilaku sebagaimana anak laki-laki pada umumnya.
“Kita akan arahkan agar hobinya dikembangkan ke hal positif. Misalnya tarian tradisional atau kesenian lain yang bisa melestarikan budaya,” tukasnya.
Joean juga menyoroti pentingnya pendidikan karakter di sekolah serta peran besar orang tua dalam mendampingi anak di rumah.
“Waktu anak lebih banyak di rumah. Jadi pembentukan karakter bukan hanya tugas sekolah,” tegas Joean.
Joean juga turut menyayangkan munculnya komentar bernada perundungan di media sosial. Menurutnya, hal itu masuk dalam ranah perlindungan anak.
“Masyarakat harus bijak bermedia sosial. Komentar negatif bisa berdampak buruk bagi psikologis anak,” ucapnya.
Kepala sekolah setempat, Nunung Nurhasanah menyatakan, video itu dibuat sebagai bagian dari kenang-kenangan perpisahan antar siswa dan guru.
Awalnya, seorang siswi ditunjuk sebagai model tari, namun merasa malu. Siswa laki-laki tersebut justru mengajukan diri karena percaya diri dan memiliki bakat menari.
“Anaknya percaya diri dan memang suka menari. Ia tampil sebagai pengganti karena siswi yang ditunjuk awalnya menolak,” ujar kepala sekolah.
Terkait komentar miring soal perilaku siswa, pihak sekolah membantah tudingan bahwa siswa tersebut memiliki penyimpangan.
“Anaknya normal. Ia suka bermain layangan, bersosialisasi seperti anak laki-laki lainnya. Hanya saat menari, dia memang lebih luwes,” tambahnya.
Pihak sekolah juga sudah berkomunikasi dengan orang tua siswa. Mereka tidak mempermasalahkan video tersebut dan mendukung bakat anaknya.
“Orang tuanya mengatakan anaknya memang aktif dan suka menari sejak kecil,” jelasnya.
Editor : Frizky Wibisono