get app
inews
Aa Text
Read Next : O2SN Tingkat SMA di Karawang Dimulai, 85 Atlit Ketat Bersaing

8 Tahun Menanti, Sekejap Luka Menghancurkan: Kisah Pilu Tiara di Ruang VVIP RS Karawang

Jum'at, 23 Mei 2025 | 06:57 WIB
header img
Tangis Indah Sari Dewi Pecah. Foto : iNewskarawang.id/Iqbal Maulana Bahtiar.

KARAWANG, iNEWSKarawang.id – Di balik senyum kecil seorang anak bernama Tiara, tersimpan kisah perjuangan luar biasa seorang ibu bernama Indah Sari Dewi. Delapan tahun lamanya ia menanti, menahan rindu pada anak yang belum jua hadir. 

Empat kali program bayi tabung gagal, namun Indah tak menyerah. Lalu, keajaiban itu datang di upaya kelima. Tiara pun lahir menjadi cahaya yang menghapus malam-malam penuh air mata.

Namun kini, cahaya itu seakan meredup. Bukan karena waktu, tapi karena luka. Luka yang bukan hanya di tubuh, tapi juga di jiwa.

“Tiara itu buah dari semua perjuangan hidup saya. Tapi ketika saya pikir perjuangan itu berakhir saat dia lahir, ternyata tidak, penderitaan itu datang saat saya melihat perlakuan rumah sakit yang menangani anak saya hingga anak saya mengalami penderitaan,”kata Indah dengan suara bergetar, air mata menggenang di pelupuk matanya.

Indah bercerita bagaimana Tiara yang baru berusia empat tahun dirawat di RS Permata Keluarga Karawang dengan fasilitas super VVIP. Kendati demikian, alih-alih mendapatkan pelayanan terbaik, perlakuan yang diterima sang anak jauh dari kata manusiawi.

Dalam rekaman yang dimiliki keluarga, tampak jelas tubuh mungil Tiara dipegangi oleh empat orang tenaga medis saat prosedur pemasangan infus. 

Tubuh kecil itu meringis, menangis, menjerit. Infus gagal dipasang berulang kali hingga pembuluh darahnya pecah. Trauma itu tak hanya membekas di kulit, tapi jauh menancap dalam benak seorang anak kecil.

“Sejak kejadian itu, dia takut lihat orang banyak. Padahal sebelumnya dia anak yang ceria. Sekarang, dia lebih sering diam dan menutup diri,” ujar Indah

Tiara kini menjalani terapi psikologis untuk mengatasi trauma. Namun setiap kali diajak bertemu profesional, kalimat itu terus diulang. Luka psikologis yang seharusnya tak perlu dirasakan seorang anak yang baru mulai mengenal dunia.

“Kalimat paling menyayat itu saat dia bilang, ‘Mama, Tata mau di rumah aja, takut disuntik."timpalnya.

Indah pun angkat suara. Bukan sekadar mengadu, tapi menyerukan harapan kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

“Saya mohon, kepada Kang Dedi, kepada siapa pun yang punya kuasa, tolong bantu kami. Jangan sampai ada Tiara-Tiara lain yang harus mengalami ini,” ungkapnya.

“Kami membayar untuk fasilitas terbaik, tapi yang kami dapat justru perlakuan menyakitkan. Kalau kami yang bayar saja begini, bagaimana dengan yang hanya bisa andalkan BPJS?”imbuhnya.

Diketahui, saat ini kasus tersebut masih dalam proses penyelidikan oleh pihak kepolisian. Beberapa perwakilan RS Permata Keluarga telah dipanggil Polres Karawang untuk dimintai keterangan pada Kamis, (22/5/2025).

Sayangnya, saat dimintai keterangan oleh pewarta usai memenuhi panggilan polisi, pihak rumah sakit enggan memberikan jawaban.

Editor : Frizky Wibisono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut