KARAWANG, iNewskarawang.id - Ratusan rumah warga di Dusun Pangasinan, Desa Karangligar, Kecamatan Telukjambe Barat, kembali terendam banjir untuk ketiga kalinya dalam bulan November 2024. Banjir yang melanda sejak Rabu (20/11) pagi ini mencapai ketinggian air hingga 150 cm di titik terdalam.
Menurut Sekretaris Desa Karangligar, Yosi Apriani, banjir sebelumnya juga terjadi pada tanggal 4 dan 12 November.
Lebih lanjut, Yosi juga mengungkapkan jika banjir kali ini merendam sedikitnya 130 rumah di RT 002 dan RT 003, dengan jumlah warga terdampak mencapai 570 jiwa dari 185 Kepala Keluarga (KK) yang antaranya, terdapat 20 balita dan 5 bayi yang ikut merasakan dampak bencana ini.
“Air mulai naik sekitar pukul 05.00 WIB. Sekarang warga banyak yang mengungsi, ada yang ke PAUD Nusa Indah, kantor desa, atau mushola. Tapi sebagian memilih tinggal di rumah saudara,” ujar Yosi, Rabu (20/11/2024).
Hingga sore hari, kata Yosi, kedalaman air di beberapa lokasi sudah mencapai dada orang dewasa. Meskipun hujan telah berhenti, banjir belum juga surut.
"Biasanya air baru surut 2-3 hari, tergantung aliran dari Sungai Cibeet dan Citarum,” tambah Yosi.
Solusi (?)
Bencana banjir tahunan ini memunculkan keprihatinan mendalam bagi warga Karangligar. Banjir yang terus berulang bukan hanya merusak harta benda, tetapi juga mengancam kesehatan dan keselamatan warga, khususnya anak-anak.
Ditemui di lokasi, Unang (45), warga asli Dusun Pangasinan, mengaku rumahnya selalu menjadi langganan banjir setiap kali hujan deras turun. Ia juga menyebut jika dalam setahun, banjir bisa terjadi hingga belasan kali.
“Barang-barang sering rusak, kayak TV, kompor, kasur. Anak-anak juga sering sakit, kulitnya gatal-gatal, batuk, pilek. Dulu pernah banjir sampai atap rumah,” ungkapnya.
Dengan penderitaan yang mereka alami bertahun-tahun ini, Unang berharap pemerintah segera memberikan solusi konkret, baik melalui normalisasi sungai, pembangunan tanggul, ataupun relokasi ke tempat yang lebih aman.
"Pengen banget ada solusi. Kalau harus pindah juga nggak masalah, yang penting nggak kena banjir lagi,” harapnya.
Editor : Frizky Wibisono