KARAWANG, iNewskarawang.id - Polemik mengenai jumlah peserta didik di SMA Kosgoro Karawang kembali menjadi perhatian, terutama karena data ini terkait langsung dengan alokasi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Pendidikan Menengah Universal (BPMU).
Menurut data dari aplikasi Dapodik per 31 Agustus 2024, SMA Kosgoro tercatat memiliki 100 peserta didik, namun Kepala Sekolah SMA Kosgoro, Siti Aisyah, menyatakan bahwa sekolahnya hanya memiliki 60 siswa. Perbedaan data ini memunculkan berbagai pertanyaan terkait akurasi pelaporan dan transparansi.
Menanggapi hal tersebut, Humas Cabang Dinas Pendidikan Wilayah IV, Noval, menyatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan pengecekan lebih lanjut terhadap data Dapodik tersebut.
"Kami akan melihat langsung data Dapodik SMA Kosgoro dan berkoordinasi dengan pengawas di Kabupaten Karawang untuk memastikan keakuratan informasi ini,” ungkapnya saat ditemui di Purwakarta, Senin (18/11/2024).
Noval juga menegaskan bahwa pihaknya belum dapat memberikan jawaban pasti terkait perbedaan data ini.
"Kami perlu melakukan verifikasi menyeluruh, termasuk meninjau kondisi di lapangan dan memastikan sinkronisasi data antara sekolah dan Dapodik,” tuturnya.
Sementara itu, Siti Aisyah, Kepala SMA Kosgoro, menjelaskan bahwa jumlah 100 peserta didik yang tercatat dalam Dapodik sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa sekolah, termasuk SMA Iman dan SMA Insan Nusantara.
“Dari 100 siswa tersebut, 60 siswa adalah milik SMA Kosgoro, sementara 40 lainnya berasal dari SMA Iman yang masih menginduk ke sekolah kami karena belum memiliki izin operasional,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa sebagian siswa dari SMA Insan Nusantara masih tercatat di Dapodik SMA Kosgoro, meskipun sekolah tersebut telah memperoleh izin operasional sendiri.
Dalam hal tenaga pendidik, data Dapodik mencatat jumlah guru di SMA Kosgoro adalah nol, namun Siti membantah hal ini.
"Kami memiliki 13 guru yang aktif mengajar, meskipun ada beberapa yang juga mengajar di sekolah lain. Kemungkinan data di Dapodik belum diperbarui,” jelasnya.
Ketidakcocokan data ini juga berdampak pada pencairan dana BOS dan BPMU. Terkait hal itu, Siti membenarkan bahwa setiap siswa nya mendapatkan dana BOS, namun untuk bantuan BPMU ia tidak mengetahui secara pasti nominal bantuan yang diterima sekolahnya.
"Setiap siswa mendapat dana BOS sebesar Rp450 ribu per semester atau Rp900 ribu per tahun. Tapi kalau yang BPMU, kita tidak mengetahui secara pasti nominal yang diterima," tandasnya.
Editor : Frizky Wibisono