KARAWANG, iNewskarawang.id - Kabupaten Karawang terus menunjukkan eksistensinya di panggung batik nasional dengan ratusan motif batik yang mengandung filosofi mendalam dan estetika khas.
Salah satu motif yang kini sedang dalam proses pematenan adalah Motif Sirung, yang digadang-gadang menjadi ikon budaya daerah yang siap mendunia.
Dindin Rachmadhy, Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Dinkopukm) Karawang, menyampaikan bahwa pihaknya saat ini menaungi tiga pengrajin batik ternama di Karawang.
Lebih lanjut, Dindin juga mengatakan pengrajin-pengrajin ini tak hanya menghasilkan karya yang kaya akan filosofi, tetapi juga telah mempromosikan batik Karawang hingga ke mancanegara.
“Kita menaungi Batik Taza yang sudah beroperasi sejak 2012, Workshop Putri Sanggabuana dari 2016, dan terbaru adalah Batik Tuli karya desainer muda Aqila sejak 2020. Produk-produk mereka sudah melanglang buana hingga ke Turki, Jepang, dan Paris,” ujar Dindin.
Motif Sirung: Filosofi Pahlawan dan Pembangunan
Di antara ratusan motif yang telah diproduksi, Motif Sirung menjadi yang paling istimewa. Motif ini mengandung filosofi yang erat kaitannya dengan Karawang sebagai Kota Pangkal Perjuangan. Dindin menjelaskan bahwa motif Sirung menggambarkan tunas yang tumbuh ke atas, sebagai simbol pembangunan, dan tunas yang tumbuh ke bawah, melambangkan penghormatan kepada para pahlawan perjuangan.
Dengan filosofi yang begitu mendalam, tak heran jika Motif Sirung menjadi salah satu dari tiga motif yang sedang diproyeksikan untuk mendapatkan hak paten. Pemerintah daerah juga sedang menyiapkan katalog yang berisi 30 motif batik Karawang, di mana motif-motif tersebut akan menjadi representasi warisan budaya yang harus dijaga dan dilestarikan.
Proses Tradisional dan Tantangan Produksi
Batik Karawang diproduksi menggunakan teknik canting manual, yang mempertahankan orisinalitas dan keunikan setiap motif. Namun, proses ini membuat harga batik relatif lebih mahal, dengan kisaran harga mulai dari Rp250.000 hingga jutaan rupiah per lembar.
Menurut Leoni Whisnuwardhani, Kepala Seksi Pengembangan Perlindungan UMKM, penggunaan teknik tradisional ini menjadi tantangan ketika harus memproduksi batik dalam jumlah besar. “Misalnya, kalau batik ini mau digunakan oleh seluruh ASN yang jumlahnya 13.000, proses pembuatannya akan memakan waktu lama karena menggunakan canting manual,” jelasnya.
Meskipun demikian, teknik manual ini menjadi daya tarik tersendiri bagi batik Karawang. “Kami ingin menjaga kekhasan batik Karawang, makanya tetap menggunakan batik tulis dengan teknik canting, bukan cap atau printing,” tambah Leoni.
Batik Karawang Jadi Identitas di Hari Jadi Kabupaten
Untuk memperkuat identitas batik Karawang, pemerintah daerah bahkan telah mengaplikasikan motif-motif batik Karawang pada berbagai acara resmi, termasuk pada peringatan HUT Karawang ke-391. Dalam acara tersebut, motif batik digunakan pada seragam tradisional seperti kemben dan ikat kepala, memperlihatkan bagaimana batik Karawang tak hanya sebagai karya seni, tetapi juga bagian dari identitas budaya yang harus dibanggakan.
Daftar Motif Batik Khas Karawang
Dari ratusan motif yang telah diproduksi, berikut beberapa motif batik Karawang yang telah tercatat dalam katalog resmi:
1. Motif Gendang Padi
2. Motif Lumbung
3. Motif Kawista
4. Motif Jaipong
5. Motif Karawaan
6. Motif Sirung
7. Motif Teratai
8. Motif Golok
9. Motif Trubuk
10. Motif Bangbung Hideung
11. Motif Angklung
12. Motif Candi
13. Motif Kahuripan
Dengan kekayaan motif, filosofi mendalam, dan proses produksi yang mempertahankan keaslian, batik Karawang tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga semakin mendunia.
Proses pematenan motif seperti Motif Sirung akan semakin mengukuhkan Karawang sebagai salah satu sentra batik yang mampu mengangkat nilai budaya Indonesia ke kancah internasional.
Editor : Frizky Wibisono