Apa Hubungannya Cerita Yati dan Waluh Kukus di Twitter ? Begini Endingnya

Waluh disimpan selama 2 bulan dan akhirnya matang. Mereka pun tidak bisa membuat kolak waluh, lantaran tidak memiliki duit, oleh karena itu si ibu pun memilih untuk mengukus waluh tersebut.
Waluh kukus pun jadi. Ibunya berpesan begini sebelum dibawa ke langgar. "Wadahnya nanti dibawa pulang, ya. Enteng kok gak ada isinya."
Si netizen cerita, ibunya sangat bahagia, bangga, dan percaya diri kalau waluh kukus buatannya akan habis dimakan anak-anak yang tadarusan.
Singkat cerita, waluh kukus sudah ada di langgar dan setelah anak-anak selesai tadarusan Alquran, waktunya makan waluh kukus. Ternyata, cuma satu anak yang ngambil, sisanya bingung.
Ada satu anak bernama Yati, dia diceritakan kelas 6 SD. Yati bukannya ambil waluh kukus itu malah pegang-pegang dan merasa jijik. "Hah, makanan apaan ini? Masa bentuknya kayak tai gini dikasih ke orang," ucap Yati melihat waluh kukus si netizen.
Mendengar kalimat itu, si netizen pun marah, membentak Yati. "Kalau gak suka gak usah dimakan," begitu teriaknya.
Dibalas emosi seperti itu, Yati malah mengajak teman-teman pengajian lain untuk menertawakan si netizen. Waluh kukus pun tak tersentuh lagi sejak itu. Tadarus selesai jam 9 malam. Akhirnya si netizen dengan perasaan sedih membawa lagi nampan berisi waluh kukusnya ke rumah.
Sadar kalau waluh kukus masih banyak akan membuat ibunya sedih, dia coba makan yang tersisa. Sebisa mungkin dilahap semua waluh kukus yang ada. Tapi, karena si netizen ini tubuhnya kurus kecil, tidak banyak waluh yang bisa dimakan. Alhasil sisanya dia tetap bawa pulang.
Karena hari semakin malam, si netizen pun lari menuju rumah. Sayang seribu sayang, dia tersandung dan jatuh ke tanah. Badannya kotor dan waluh kukus sisa jatuh ke tanah.
Sudah tidak bisa dimakan, waluh kukus itu dia buang jauh ke perkebunan tetangganya. Setelah itu, si netizen bercerita kalau dia muntah-muntah kekenyang.
Sampai di rumah, dia nangis di hadapan ibunya. Dia cerita kalau tadi tersandung di jalan, makanya badannya kotor dan lutut celananya ada bekas tanah. Nampak waluhnya pun kotor banyak tanah. "Makku percaya, soalnya aku memang kecil kerempeng gampang jatuh, gampang oleng, gampang nggelundung," kata si netizen.
Lalu, ibunya si netizen bertanya, "Siapa saja yang makan waluhnya kok sampai habis?". Disebutlah satu per satu nama anak yang tadarusan di langgar.
Setelah itu ibunya berucap Alhamdulillah terus-terusan. Dipikirnya, waluh kukus itu banyak disukai anak-anak, nggak mubazir. "Sejak saat itu aku gak pernah makan waluh kukus lagi," kata si netizen.
Cerita ini bikin banyak netizen lain sedih. Apapun yang berkaitan dengan waluh kukus, 'thread' Yati ini bakal keluar lagi dan itu masih terjadi sampai sekarang.
"Yaaah nangis. Sehat sehat ya mbaknya
Editor : Frizky Wibisono