get app
inews
Aa Read Next : Pilkada Karawang Mulai Diramaikan Sejumlah Tokoh, Demokrat Bakal Usung Kader Partainya

Dunia Islam Butuh Pemimpin Berpola Pikir Wasatiyah, Ini Kata KH Said Aqil Siradj 

Kamis, 13 April 2023 | 22:13 WIB
header img
KH Said Aqil Siradj. (Foto: Tangkapan layar)

JAKARTA, iNewskarawang.id - Politik bebas-aktif merupakan kelanjutan dari cara berfikir wasatiyah. Sayangnya, saat ini belum ada lagi pemimpin dunia Islam yang memiliki sikap tersebut seperti di masa lalu.

Demikian  Pembina Islam Nusantara Foundation (INF) KH. Said Aqil Siradj menilai hal itu dalam diskusi Strategis INF #3. Politik Bebas Aktif Indonesia ‘Meneguhkan Komitmen Politik Bebas Aktif Indonesia’ yang disiarkan langsung akun Chanel NU, Kamis (13/4/2023).

KH. Said menguraikan, politik bebas aktif adalah kelanjutan dari cara pola berfikir wasatiyah, tawasuth. Tapi yang namanya tawasuth itu, membutuhkan kecerdasan yang luar biasa. Harus disertai kecerdasan di atas rata-rata, baru bisa betul-betul berpikir, bertindak, bersikap wasatiyah. 

Di masa lalu, lanjutnya, untuk bidang agama, ada yang namanya Imam Syafi'i dan Asy'ari. Untuk Politik, Indonesia memiliki tokoh Bung Karno, yang bisa masuk ke dalam kategori wasatiyah. Namun sekarang, hal itu belum kembali terlihat, setelah masa tokoh-tokoh itu.

“Ilmu agama Imam Syafi'i, Asy'ari, itu wasathiyah. Kalau politik, harus seperti Bung Karno, Sayyidina Umar, harus seperti itu. baru bisa wasatiyah. Yang punya kepribadian, yang punya prinsip,” ujarnya.

"Sekarang yang bisa mempertemukan Saudi dan Iran, bukan Mesir bukan Indonesia, (tapi) China. Kita ini malu banget sebenarnya,” lanjut dia.

Tokoh-tokoh dunia Islam, jelas dia, saat ini tidak bisa berbuat banyak dalam hal politik bebas-aktif. Selain Indonesia, para kepala negara islam lainnya pun, seperti Mesir, tidak bisa berbuat banyak.

“Tidak ada kepala negara Islam yang betul-betul punya prinsip, betul-betul bebas-aktif, prinsip wasathiyah, pribadi yang kokoh, yang kuat, yang tegar. Dulu kita bangga dengan beberapa pemimpin, ada Bung Karno, ada Jamal Natsir, awal-awal Saddam Husein. Sekarang tidak satupun yang kita banggakan. Presiden Mesir pun sangat dhoif. Begitu pula yang lain,” pungkasnya.

Editor : Boby

Follow Berita iNews Karawang di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut