get app
inews
Aa Text
Read Next : Berikut Hasil Semifinal Wilayah NBA 2022-2023

Mengenal 3 Pusaka Sakti Wali Songo, Bikin Prajurit Majapahit Kocar-kacir

Rabu, 05 April 2023 | 21:17 WIB
header img
Ilustrasi (Foto: Ist)

BLITAR, iNewskarawang.id - Sejumlah pusaka Wali Songo disebut-sebut menjadi penentu kemenangan dalam peperangan. Pasalnya Kesultanan Demak Bintoro berhasil menaklukan Kerajaan Majapahit yang sebelumnya sebagai penguasa Nusantara. 

Kala itu, Pasukan santri Demak yang dipimpin Ja’far Shadiq atau Sunan Kudus dengan pusaka tersebut berhasil mendesak pasukan Majapahit karena keampuhan pusaka Wali Songo membuat orang-orang Majapahit kocar-kacir. 

Sunan Ngudung yang menggantikan ayahnya, Sunan Kudus sebagai senopati Demak tewas dalam pertempuran melawan Raden Kusen atau Adipati Terung, senopati Majapahit.

Namun, serangan yang dilakukan santri Demak ke wilayah Tuban, Kediri dan sekitarnya, membuat orang-orang Majapahit yang mengungsi ke gunung gunung.

Berikut Pusaka Wali Songo yang dipakai Sunan Kudus:

1. Pusaka Peti dari Palembang 

Sunan Kudus mendapatkan pusaka berbentuk peti itu dari Adipati Palembang Arya Damar. Dia adalah putra Raja Majapahit Prabu Brawijaya yang memeluk Islam.

Meski Arya Damar bukan Wali Songo. Dirinya yang pertama kali menerima Raden Rahmat atau Sunan Ampel saat pertama kali menjejakkan kaki di Nusantara.

Sunan Kudus membawa pusaka berbentuk peti itu ke medan perang antara Demak dan Majapahit. Saat dalam situasi terjepit, dibukanya tutup peti.

Sontak saja, hujan angin bercampur badai besar tiba-tiba menerjang Majapahit. Badai menimbulkan suara gemuruh yang membuat orang-orang Majapahit ketakutan.

Dari dalam pusaka peti Arya Damar, konon juga muncul pasukan siluman yang langsung menyerang orang-orang Majapahit. Dalam peperangan yang dipimpin Sunan Kudus itu, Demak memperoleh kemenangan besar.

Pusaka-pusaka Majapahit disita dan ditempatkan selama 40 hari di Giri Kedaton. Kemudian, oleh pasukan santri dipimpin Sunan Kudus, semua pusaka kerajaan Majapahit diangkut ke Demak.

Naskah Tedak Pusponegaran dan Literature of Java (1967-1980), menulis, orang-orang Majapahit yang terpukul mundur oleh santri Demak, sempat bertahan di Sengguruh, Malang Jawa Timur.

Hal itu tak berlangsung lama. Serbuan santri yang dipimpin Arya Terung, yakni anak Adipati Terung yang memilih berpihak ke Demak, membuat orang-orang Majapahit pergi menjauh.

Arya Terung pun diangkat Sultan Demak sebagai Adipati di Sengguruh. Sedangkan adiknya, Arya Balitar diangkat menjadi Adipati Blitar. Sengguruh (Malang Selatan) dan Blitar dinyatakan berada di bawah kekuasaan Kesultanan Demak.

2. Pusaka Badhong (Golok)

Sunan Kudus mendapatkan Pusaka Badhong dari Sunan Cirebon atau Sunan Gunung Jati. Pusaka itu untuk melawan orang-orang Majapahit.

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah merupakan salah satu Wali Songo yang menurunkan sultan-sultan Banten dan Cirebon. 

Dalam pertempuran sengit, Sunan Kudus mencabut pusaka Badhong dari sarungnya. Tiba-tiba muncul lebah yang langsung menyerang pasukan Majapahit.

Orang-orang Majapahit tunggang langgang terkena sengatan lebah yang jumlahnya tak terhitung itu.

3. Pusaka Ki Suradadi

Keris pusaka Ki Suradadi milik Sunan Giri, salah satu Wali Songo yang bergelar Prabu Satmata. Gelar itu disematkan karena kedudukannya sebagai raja sekaligus guru suci di Giri Kedaton, Jawa Timur.

Dalam Serat Kandhaning Ringgit Purwa, oleh Sunan Giri pusaka Ki Suradadi dihibahkan kepada Sunan Kudus. Saat dihunus Sunan Kudus, tiba-tiba muncul keajaiban yang mengejutkan.

Tiba-tiba keluar hewan tikus yang jumlahnya tidak terhitung. Kemudian, menyerang orang-orang Majapahit hingga kocar-kacir.

Editor : Frizky Wibisono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut