KARAWANG, iNewsKarawang.id - Sekretaris Daerah (Sekda) Karawang, Acep Jamhuri, mulai sering disebut-sebut sejumlah kalangan di Karawang. Acep Jamhuri sering disebut berani 'pasang badan' menghadapi kemarahan atau kekecewaan masyarakat demi bupati dan Wabup. Padahal masyarakat sedang marah atas jalannya pembangunan di Karawang. Bukan sekali saja Acep tampil ditengah masyarakat, mewakili Bupati Cellica atau Wakil Bupati aep Syaepulah, tapi terlalu sering.
Sejumlah kalangan di Karawang seperti aktivis sosial atau lingkungan banyak menyampaikan aspirasi kekecewaannya terhadap pemerintah daerah Karawang yang dinilai lamban atau membuat kebijakan yang tidak pro rakyat. Protes itu dituangkan dalam media sosial dan mendapat respon positif dari masyarakat Karawang sehingga menjadi viral di media sosial. Ketika satu isu sudah viral di media sosial, Bupati Cellica selalu menugaskan Acep Jamhuri untuk menyelesaikan protes masyarakat.
Mendapat perintah bupati, Acep langsung bergerak bertemu masyarakat yang protes, meski itu dia mendapat caci maki. "Saya menjalankan perintah pimpinan. Apapun resikonya harus di hadapi," kata Acep ketika ditanya sejumlah demonstran yang ingin bertemu bupati atau wakil bupati, beberapa waktu lalu saat massa menggeruduk kantor bupati, protes soal dana hibah.
Massa yang sedang marah menolak bertemu Sekda Acep Jamhuri. Mereka menginginkan bupati atau wakil bupati yang menemui massa pendemo. " Dimana bupati atau Wabup kenapa selalu Sekda yang menemui kami," kata para pendemo yang akhirnya menolak bertemu Acep dan bergeser menemui Ketua DPRD Karawang Budianto di gedung DPRD Karawang.
Dikalangan aktivis, LSM atau Ormas yang sering menggelar aksi demo ke kantor bupati, tidak sekalipun bupati Cellica ataupun Wakil Bupati Aep Syaepuloh mau menemui masyarakat yang demo. Karena seringnya kejadian seperti itu hingga masyarakat menilai bupati Cellica atau Wabup Aep takut bertemu dengan masyarakat yang demo. Apalagi Wakil Bupati Aep Syaepuloh yang dinilai sibuk melakukan pencitraan atau menghadiri acara seremonial saja.
Seperti dikatakan Ketua LSM Lodaya, Nace Permana menilai tugas Sekda itu harusnya bersifat administratif mengurus internal Pemda. Jadi Sekda Acep seharusnya tidak menghadapi demonstran tapi lebih fokus membina ASN (aparatur sipil negara). "Kalau bupati tidak bisa kan bisa diwakili oleh Wabup, tapi kenyataannya Wabup lebih suka menghadiri acara seremonial atau kegiatan pencitraan lainnya. Ini salah kaprah dan sudah berlangsung lama," kata Nace, Selasa (28/2/23).
Menurut Nace, Bupati Cellica jika berhalangan, seharusnya memerintahkan Wabup Aep bertemu masyarakat yang demo. Karena disitu kualitas pemimpin diuji. "Kalau pemimpin sudah takut ketemu masyarakat kami meragukan kemampuannya untuk memimpin. Temuin dan ngobrol dong bukan malah menghindar," katanya.
Editor : Frizky Wibisono