Pada Sabtu, korban tewas akibat gempa mematikan di Turki dan Suriah dilaorkan telah melampaui 28.000 jiwa.
Wakil Presiden Turki, Fuat Oktay mengumumkan pada Sabtu bahwa jumlah korban tewas di Turki telah meningkat menjadi 24.617 orang. Sementara AFP melaporkan bahwa jumlah korban tewas di Suriah mencapai lebih dari 3.500 orang, tetapi angka baru belum dipublikasikan sejak Jumat, (11/2/2023).
Griffiths menyerukan agar politik regional dikesampingkan dalam menghadapi bencana - dan ada beberapa tanda bahwa hal ini sedang terjadi.
Persimpangan perbatasan antara Armenia dan Turki yang telah lama berseteru dibuka kembali pada Sabtu untuk pertama kalinya dalam 35 tahun untuk memungkinkan bantuan lewat.
Ada laporan bahwa pemerintah Suriah telah setuju untuk membiarkan bantuan PBB masuk ke daerah-daerah yang dikuasai oleh kelompok oposisi, yang telah terlibat dalam perang saudara sejak 2011. Namun, ada juga kritik bahwa upaya internasional untuk mengirimkan bantuan ke Suriah belum cukup cepat.
Ismail al Abdullah dari Pasukan Pertahanan Sipil Suriah, atau White Helmets, yang beroperasi di daerah yang dikuasai pemberontak, mengatakan kepada Quentin Sommerville dari BBC bahwa organisasi tersebut telah berhenti mencari korban selamat.
Komunitas internasional memiliki "darah di tangannya," katanya. "Kami membutuhkan peralatan penyelamat yang tidak pernah datang."
Editor : Boby