Sebagai pengamat pendidikan, Itje menambahkan, tidak ada salahnya mengakses media sosial di sekolah tapi gunakan platform tersebut dengan bijak. Bukan malah melakukan aksi-aksi yang buruk, karena bagaimana pun guru adalah panutan anak murid di sekolah.
"Media sosial tidak bisa begitu saja dibatasi, yang terpenting adalah para guru mampu menjaga perilaku, norma, dan etika profesi," tambah Itje.
Sebelumnya, satu video TikTok tersebar luas memperlihatkan seorang guru memegang tangan anak muridnya di teras kelas sekolas. Guru itu seperti dubbing lagu dangdut yang menjadi backsound videonya.
Terlihat di sana si anak murid malu-malu di depan kamera yang menyorot dirinya. Sementara itu, gurunya terus menggenggam tangan anak kecil tersebut.
Video TikTok @den_h1 ini kemudian disebar ulang di Twitter oleh akun @Askrlfess. Hingga berita ini dimuat di MNC Portal, sudah lebih dari 361 ribu netizen melihat video viral tersebut dan langsung jadi perdebatan netizen. Namun, kebanyakan komentar menyayangkan si guru laki-laki itu melakukan aksi tersebut.
"Guru kayak gini harus ditindak tegas, ya. Gak adil kalau peraturan kedisiplinan cuma untuk siswa doang. Ini bisa buat trauma anak, lho," ungkap @suriresu******.
"Guru kayak gini yang bikin anak SD dewasa sebelum waktunya. Nanti pas cara pikir mereka sudah tercemar, mereka disalahin, padahal orang dewasa di sekitarnya yang bikin pola pikirnya tercemar," tulis @firelight****.
"Ada guru TikTok-an di sekolah pakai filter aja udah aneh," celetuk @genzu***.
"Adeknya harus diselametin gak sih? Masih polos. Pasti itu guru pakai kata-kata yang manipulatif, kelihatan adiknya gak nyaman," cuit @cepetma***.
Editor : Boby