get app
inews
Aa Text
Read Next : Berikut Hasil Semifinal Wilayah NBA 2022-2023

Dibalik Bergabungnya Ridwan Kamil ke Golkar, Ada Apa?

Sabtu, 21 Januari 2023 | 17:25 WIB
header img
Airlangga Hartarto dan Ridwan Kamil. (Foto: Felldy Utama)

JAKARTA, iNewsKarawang.id - Bergabungnya Ridwan Kamil ke Partai Golkar adalah misi utama Golkar untuk merebut lumbung suara di Jawa Barat.

Demikian diungkapkan Direktur Eksekutif Indonesia Political Power Ikhwan Arif dalam keterangannya, Sabtu (21/1/2023).

Ikhwan mengatakan, Partai Golkar berambisi merebut pengaruh Ridwan Kamil di Jawa Barat, terlebih momentum Pilpres ini banyak tokoh muda yang populer dan potensial. "Seperti Ridwan Kamil yang ditargetkan untuk merebut lumbung suara di Jabar,” ujar Ikhwan 

Menurut Ikhwan, Ridwan Kamil layak mendapatkan posisi strategis di Partai Golkar. Hal ini juga menjadi poin penting bagi Golkar untuk membuat Ridwan Kamil bekerja demi partai di Jawa Barat.

“Masuknya Ridwan Kamil dalam struktur penting di tubuh Golkar tidak terlepas dari momentum persiapan Pilpres 2024, apalagi Ridwan Kamil punya posisi penting sebagai Gubernur Jawa Barat, secara langsung beban politik Golkar dalam merebut kemenangan di Jabar kuncinya ada pada Ridwan Kamil,” kata Ikhwan.

Seperti diketahui sebelumnya Jabar sempat dikuasai PDIP pada 2014 dan Prabowo lewat Partai Gerindra di 2019. Bergabungnya Ridwan Kamil akan memperkuat suara Partai Golkar demi Pemilu 2024.

"Kemudian dengan bergabungnya Ridwan Kamil dalam infrastruktur Golkar, porsi dan kekuatan politik Golkar makin kuat, dampaknya tidak lain untuk meningkatkan elektoral partai juga,” tuturnya.

Selain itu menurut Ikhwan kehadiran Ridwan Kamil akan mempengaruhi konstelasi bakal pasangan capres-cawapres 2024.

“Berkaitan dengan Pilpres semua tergantung dari nominasi di internal KIB, akan lebih baik RK lebih fokus dulu dengan posisi barunya di Golkar,” kata Ikhwan.

Penempatan Ridwan Kamil sebagai Waketum juga tepat karena mantan Wali Kota Bandung itu adalah tokoh populer dan kandidat capres-cawapres. Kehadiran Emil diharapkan akan membuat Golkar bisa merebut suara di Jawa Barat yang notabene daerah dengan jumlah suara terbesar di Indonesia.

Efek tersebut, kata dia, Golkar tidak mungkin dengan menempatkan Kang Emil sebagai kader biasa. “Tidak mungkin Golkar menempatkan RK sebagai kader biasa, ini tidak logis, karena nilai tawar Ridwan Kamil lebih tinggi dibandingkan sebagai kader biasa, tanpa masuk partai pun Ridwan Kamil mampu memaksimalkan kedudukannya sebagai gubernur,” kata Ikhwan.

“Golkar sangat pintar dan gerak cepat dalam memanfaatkan kefigurannya Ridwan Kamil, apalagi Ridwan Kamil masuk dalam salah satu radar cawapres potensial dengan elektabilitas yang cukup baik. Ridwan Kamil mendapatkan akses khusus dengan langsung menjadi waketum partai yang memiliki infrastruktur besar di tingkat nasional. Sementara Golkar tidak hanya sekadar meminta Emil membesarkan partai di Jawa Barat, tetapi juga bargaining politik di tingkat politik nasional,” sambugnya..

Menurut dia, Golkar punya kartu baru yang membuat partai lain harus melirik mereka karena Ridwan Kamil adalah kandidat capres-cawapres potensial di 2024. Golkar pun masih bisa memanfaatkan Ridwan Kamil meski Koalisi Indonesia Bersatu yang digagas bersama PPP dan PAN bubar.

“Golkar menjadi magnet bagi partai koalisi di KIB, jika KIB pecah bisa saja Golkar jalan sendiri bahkan partai lain yang akan tertarik untuk mendekati Golkar,” kata Ikhwan

Akan tetapi dengan masuknya Ridwan Kamil, Golkar tidak berarti untung sepenuhnya. Ia melihat, Ridwan Kamil harus mulai sadar bahwa ia bukan lagi orang tanpa ikatan. Ridwan Kamil harus mengikuti aturan dan ketentuan partai sehingga pernyataan dia perlu dikontrol.

Di sisi lain, masuknya Emil berpotensi mengganggu moral internal partai. Ikhwan beralasan, beberapa kader mungkin kecewa karena Ridwan Kamil tidak melewati proses rekrutmen dan pengkaderan sebelum menduduki jabatan strategis. Ia tidak memungkiri ada potensi konflik internal setelah Ridwan Kamil masuk sebagai kader dan waketum partai beringin.

“Ridwan Kamil bergabung Golkar dengan akses politik yang istimewa, tanpa melalui rekrutmen politik dari kader biasa, jadi terkesan menghambat proses pencapaian politik kader lain, sehingga semakin besar partai, potensi konflik itu ada. Namun tergantung dari manajemen konflik internal yang dijalankan seperti apa,” kata Ikhwan.

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut