get app
inews
Aa Text
Read Next : Berikut Hasil Semifinal Wilayah NBA 2022-2023

Untuk Pilpres 2024, PAN dan Golkar Rebutan Memikat Hati Ridwan Kamil

Senin, 26 Desember 2022 | 11:29 WIB
header img
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil diperebutkan PAN dan Golkar jelang Pilpres 2024. (foto: dok Pemprov Jabar)

JAKARTA, iNewsKarawang.id - Jelang Pilpres 2024, Partai Amanat Nasional (PAN) dan Golkar tengah berusaha memikat hati Ridwan Kamil agar bergabung sebagai kader partai politik. 

Namun jika dilihat dari kacamata politik, mengapa Ridwan Kamil harus diambil sebagai kader?

Hal  itu ditanggapi salah seorang Pengamat politik dan pendiri Indonesia Political Power, Ikhwan Arif mengungkapkan, kedua partai tengah berusaha menominasi sejumlah tokoh politik potensial dalam menghadapi pemilu 2024.

Menurut Ikhwan, sosok Ridwan Kamil menjadi rebutan partai PAN dan Golkar, berebut ketokohan ini adalah kondisi dimana partai politik masih bergantung pada figur politik. Tentunya Ridwan Kamil diuntungkan dengan posisinya sebagai Gubernur Jabar. Tak hanya itu Ridwan Kamil memiliki elektabilitas cukup tinggi dalam bursa Pilpres 2024.

"Momentum ini menjadi alasan utama bagi partai PAN dan Golkar untuk menarik Ridwan Kamil sebagai kader potensial partai," ujar Ikhwan dalam keterangannya, Minggu (25/12/2022).

Kata Ikhwan, partai politik dalam menghadapi pemilu sangat bergantung pada tokoh sentral, sedangkan PAN bertumpu pada sosok Zulkifli Hasan kemudian Golkar Airlangga Hartarto. Kedua partai ini tengah mencari figur alternatif dalam merebut kemenangan di Pilpres 2024, ketika Ridwan Kamil bergabung menjadi kader partai, komposisi internal partai semakin kuat, mesin partai semakin kuat dalam menghadapi Pemilu 2024.

"Tidak hanya Pilpres target utama kedua partai menang telak di Jabar, PAN dan Golkar menginginkan bendera partainya berkibar di Jabar," bebernya.

Lalu, kata Ikhwan, partai PAN dan Golkar sangat pintar membaca situasi politik dalam merebut Ridwan Kamil, tujuannya tidak lain mendongkrak elektabilitas masing-masing partai dan memperkuat ketokohan masing-masing partai.

"Rebutan pengaruh ketokohan baik itu tokoh politik, atau figur publik memang menjadi suatu fenomena politik yang tujuannya tidak lain untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas partai politik," tuturnya.

Menurutnya, ada konsekuensi keuntungan dan kerugian ketika Ridwan Kamil bergabung dengan PAN atau Golkar.

"Tentu ada konsekuensinya dibalik upaya PAN dan Golkar memungut Ridwan kamil sebagai kader partai, konsekuensinya ya partai politik dinilai lemah dalam proses kaderisasi, macetnya kaderisasi dari internal partai, hadirnya Ridwan Kamil akan menghambat proses kaderisasi dari dalam sebab Ridwan Kamil masuk ke internal partai melalui jalur khusus, dengan demikian mesin kaderisasi partai terkesan macet," tuturnya.

Editor : Boby

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut