JAKARTA, iNewsKarawangid - Persoalan sumpah bukan hanya di bumi saja, melainkan sampah juga menjadi masalah utama di luar angkasa.
Seperti banyak satelit yang telah usang beserta puing-puing lainnya mengorbit di sana, saling tabrak, dan membahayakan penerbangan serta satelit yang masih berfungsi dengan baik.
Menyikapi persoalan sampah di luar angkasa guna menangani masalah itu, dua perusahaan di Inggris bersaing untuk mendapatkan kontrak yang memungkinkan salah satu di antara mereka melakukan pembersihan sampah luar angkasa aktif atas nama Badan Antariksa Inggris (UKSA).
Perusahaan diberi total US$4,7 juta atau setara Rp73 miliar awal tahun ini untuk merancang misi di mana setidaknya dua potong puing ruang angkasa dikeluarkan dari orbit rendah bumi (LEO), dan melakukan pembersihan terus menerus di masa mendatang.
Dilansir dari ExtremeTech, Rabu (16/11/2022), salah satu perusahaan, Astroscale, mengambil satu halaman dari buku kustodian Bumi. Prototipe perusahaan saat ini punya armada yang disebut Astroscale-Japan (ADRAS-J), yang mengidentifikasi sampah luar angkasa di LEO melalui LIDAR.
Data pengamatan yang diperoleh ADRAS-J selama misi penyelidikan tahap pertama akan membantu Astroscale menentukan puing. Jika Astroscale memenangkan kontrak, pesawat ruang angkasanya akan menggunakan lengan robot besar untuk mengambil sampah dari orbit.
Sementara perusahaan lainnya, ClearSpace mengambil sedikit pendekatan yang berbeda. Alih-alih menggunakan satu lengan untuk mengambil puing-puing dari jarak jauh, truk sampah galaksi ClearSpace akan menggunakan banyak lengan untuk "memeluk" satelit yang sudah pensiun.
Seperti Astroscale, ClearSpace juga berencana meluncurkan layanan yang akan menangkap dan memperbaiki satelit yang rusak tanpa harus meninggalkan orbit. Biasanya operasi ini dilakukan oleh astronot, tetapi misi ini membutuhkan banyak sumber daya.
Rencananya Astroscale dan ClearSpace akan mendemonstrasikan teknologi mereka hingga Oktober 2023. Solusi kedua perusahaan harus secara opsional bersifat otonom jika mereka ingin menyelesaikan krisis sampah antariksa yang terus berkembang, yang menurut UKSA saat ini berjumlah lebih dari 130 juta.
Setelah fase demonstrasi berakhir, UKSA akan memberikan kontrak kepada satu perusahaan untuk melakukan misi pembersihan puing ruang angkasa nasional pertama badan tersebut pada tahun 2026.
Editor : Boby