JAKARTA, iNewsKarawang.id - Pakaian tradisional, kebaya merupakan busana yang identik dengan perempuan Indonesia. Melestarikan kebudayaan Indonesia dapat dilakukan dengan cara memakai busana kebaya.
Mengutip tulisan Denys Lombar dalam bukunya yang berjudul "Nusa Jawa: Silang Budaya, Volume 2", bentuk paling awal kebaya berasal dari istana Kerajaan Majapahit yang dikenakan para permaisuri atau selir raja.
Kala itu, istilah kebaya digunakan sebagai sarana untuk memadukan pakaian kemben perempuan yang sudah ada, yaitu kain pembebat dan penutup dada perempuan bangsawan.
Selama periode terakhir Kerajaan Majapahit, pengaruh Islam pun mulai berkembang di kota-kota pesisir utara Jawa sehingga perlu penyesuaian busana Jawa dengan agama Islam yang baru dipeluknya.
Sebelum adanya pengaruh Islam, masyarakat Jawa pada abad ke-9 telah mengenal beberapa istilah untuk mendeskripsikan jenis pakaian, seperti kulambi (klambi atau banu), sarwul (sruwal atau celana), dan ken (kain atau kain panjang yang dililit di pinggang).
Dilansir dari berbagai sumber, ini makna kebaya bagi masyarakat Jawa dikarenakan bentukan busana atasan yang pertama kali dikenakan wanita Indonesia, terutama perempuan Jawa, yang digunakan bersama kain. Namun pada akhir abad ke-19, kebaya juga populer sebagai busana para perempuan Belanda yang membutuhkan pakaian yang cocok dengan iklim tropis Indonesia.
Kebaya merupakan pakaian yang dapat dikenakan oleh beragam segmentasi usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Hal ini karena model kebaya sangatlah beragam dan dapat disesuaikan pula dengan perkembangan fesyen #DiIndonesiaAja dari waktu ke waktu.
Seperti diketahui, kebaya tradisional umumnya identik dengan penggunaan kain wiru, selendang, stagen, selop, serta sanggul di bagian kepala. Beberapa model kebaya tradisional di antaranya, seperti kebaya Jawa dan kebaya Kartini.
Kebaya Jawa biasanya identik dengan potongan pada bagian leher yang berbentuk seperti huruf V. Kebaya ini pun memiliki bahan kain yang transparan dari brokat atau lace dengan model yang cenderung sederhana, tetapi tetap terlihat elegan.
Modifikasi kebaya menjadi model yang jauh lebih simple membuatnya semakin cocok untuk dikenakan dalam berbagai momen. Tampilan kebaya pun juga dapat menjadi lebih kasual, tanpa menghilangkan nilai-nilai dari kebaya itu sendiri.
Kebaya umumnya dapat Anda padukan dengan kain sebagai bawahan. Ada pun beberapa jenis kain yang dapat digunakan, di antaranya seperti batik parang kusumo khas Solo, kain jumputan khas Palembang, batik sogan khas Yogyakarta, kain lurik asal Klaten, batik Bali, atau batik Garutan khas Garut dengan warna pastel yang manis.
Artikel ini telah tayang di Okezone dengan judul Ini Makna Kebaya Bagi Masyarakat Jawa, Punya Sejarah Berkesan
Editor : Boby