3. Taat kepada Allah dengan segala kerendahan hati
Taat ditafsirkan dari keadaan hati yang tercermin pada tindakan yang nyata. Salah satu wujudnya ialah beribadah dengan khushuy, seperti yang dituliskan dalam Alquran Surat Al Baqarah Ayat 45–46 yang artinya:
"Mintalah pertolongan dalam menghadapi segala situasi yang berkaitan dengan masalah agama dan dunia kalian dengan kesabaran dan sholat yang dapat mendekatkan dan menghubungkan diri kalian dengan Allah. Maka Allah akan menolongmu dalam mengatasi setiap kesulitan yang menderamu. Sesungguhnya salat itu benar-benar sulit dan berat kecuali bagi orang-orang yang tunduk dan patuh kepada Rabb mereka (QS [2]: 45). Hal itu karena mereka yakin akan menghadap kepada Rabb mereka dan akan berhadapan langsung dengan-Nya kelak di hari kiamat. Dan mereka juga percaya akan kembali kepada-Nya untuk menerima balasan amal perbuatan mereka (QS [2]: 46)."
Alquran mendefinisikan orang yang taat dan rendah hati kepada Allah Subhanahu wa ta'ala sebagai orang-orang yang pasti akan menemui-Nya di akhirat dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya setelah kematian mereka.
Khushuy mewakili kondisi dari seseorang yang diartikan sebagai bentuk kesalihan dan mengingat rasa takut terhadap Allah Subhanahu wa ta'ala setiap saat. Khushuy idtak hanya ditujukan dalam permintaan doa, namun harus menjadi sifat dari manusia beriman dalam situasi dan kondisi apa pun.
Karakteristik-karakteristik ini menggambarkan bagaimana kehidupan mulia seorang Nabi Zakaria Alaihissallam yang senantiasa mengakui keberadaan Allah Subhanahu wa ta'ala. Sebagai balasannya, maka Allah Ta'ala tidak pernah mengecewakannya dengan memenuhi segala keinginannya melalui doa yang dipanjatkan; mengubah kondisi istrinya yang sebelumnya divonis mandul dengan memberkahinya dengan seorang putra yaitu Yahya.
Wallahu a'lam bishawab.
Artikel ini telah diterbitkan di Okezone dengan judul " Kisah Nabi Zakaria Dikaruniai Putra, padahal Istrinya Divonis Mandul, Ini Sebabnya "
Editor : Faizol Yuhri