Sambil memberikan hadiah tersebut, Habibie berkata “Maafkan kemampuan saya hanya ini saja”.
“Kamu sudah memberi saya yang lebih indah dari semuanya yang kamu tak dapat bayangkan" Jawab Ainun dan mencium Habibie.
“Senyuman manis dan pandangan matamu yang selalu memukau dan merindu,” kata Habibie.
“Itu sudah milikmu dan kuberikan untukmu sepanjang masa sejak malam takbiran tanggal 7 Maret yang lalu. Supaya kamu tidak terlalu lama menerka, saya sampaikan saja. Yang kamu berikan kepada saya adalah titipan Allah untuk kami berdua. Saya mengandung bayimu, anakmu dan keturunanmu! Itu yang paling indah dan titipan Allah itu harus kami syukuri!" jawab Ainun kepada Habibie.
Habibie memeluknya Ainun sambil memanjatkan doa bersama membaca Al-Fatihah, seperti dikisahkan dalam catatan Ainun pada buku A.Makmur Makka SABJH hal: 385.
Habibie mengakui bahwa dia tidak memiliki uang. Tetapi, uang akan diusahakan demi membelikan sang belahan jiwa sebuah mesin jahit. Lantaran mesinnya adalah Singer, dia harus menyicil dan cicilannya baru lunas setelah setengah tahun lamanya.
Hidup benar-benar prihatin. Hidup benar-benar keras. Tetapi ada hikmahnya. Di masa-masa inilah Habibie belajar untuk hidup berdiri di kaki sendiri. (wdi)
Editor : Boby