4. Yunani
Yunani mengalami gagal bayar utang senilai USD22 miliar kepada IMF dan secara resmi menyatakan bangkrut sejak tahun 2015 lalu.
Total utang negara ini tercatat berjumlah USD360 miliar atau setara Rp5.255 triliun (Rp 14.593 per USD). Kondisi ekonomi Yunani menjadi kacau balau.
Perbankan kehabisan uang dan gelandangan di Yunani semakin banyak. Negara ini mendapat talangan dana dari IMF namun harus melakukan penghematan ketat selama bertahun-tahun.
5. Argentina
Argentina bangkrut setelah dinyatakan gagal bayar (default) karena tidak bisa melunasi utang ke kreditur.
Kebijakan Pemerintah Argentina yang mematok USD1 sama dengan 1 peso Argentina dinilai menjadi penyebabnya.
Tidak akuratnya nilai mata uang Argentina dengan dolar Amerika Serikat membuat masyarakat panik dan menarik uang merek di bank. Negara ini pun harus mengumpulkan seluruh kreditur dan me-restrukturisasi utang yang mencapai USD100 atau Rp1.440 triliun pada tahun 2005 dan 2010.
6. Venezuela
Pemerintah Venezuela tidak bisa membayar seluruh utangnya pada tahun 2017. Pemerintah dan perusahaan minyak negara ini akhirnya memutuskan untuk meminta restrukturisasi terhadap pembayaran utang.
Venezuela tercatat memiliki utang kepada sejumlah negara. Beberapa negara tersebut, antara lain China dan Rusia.
Sementara itu, perusahaan minyak negara telah membayar utang sebesar USD1,1 miliar atau Rp1584 triliun. Nominal ini adalah angka yang cukup besar bagi sebuah negara yang hanya memiliki dana sebesar USD10 miliar di bank mereka.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta