Tertulis dalam buku Fatwa dan Canda Gus Dur yakni humor tentang teguran ada para pemuda yang menguburkan jenazah.
Diawali seorang kiai menegur para pemuda itu karena memperlakukan jenazah secara diskriminatif. Di mana nampak perbedaan mencolok dalam penguburan jenazah si miskin dan si kaya.
Sang kiai melihat kalau si miskin yang meninggal, mereka kuburkan asal-asalan. Tetapi kalau si kaya yang meninggal mereka sangat bersemangat. Bahkan tanah di atas kuburan si kaya diinjak-injak penuh semangat hingga padat.
"Apa karena upahnya lebih besar?" tanya kiai kepada para pemuda tersebut.
"Tidak Kiai, kami menginjak-injaknya bukan karena upah, tetapi karena balas dendam! Ketika hidup, ia menginjak hidup dan harga diri kami!" jawab para pemuda itu.
Dan kiai itu hanya melongo mendengar jawaban para pemuda tersebut.
Editor : Boby