Eksekusi yang tenang dari Marc Klok mampu membawa pengaruh positif bagi Timnas Indonesia di pengujung babak pertama. Tentu tembakan penalti ini mengingatkan kita semua pada perebutan tempat ketiga SEA Games 2021.
Ketika itu, gelandang Persib Bandung ini jadi algojo terakhir di babak adu penalti. Tembakan yang tenang membuat Timnas Indonesia U-23 berhasil mengamankan medali perunggu saat itu.
3. Andalkan Serangan Balik yang Cepat
Menurunkan tiga penyerang di babak pertama ternyata tidak membuat Shin Tae-yong bisa menguasai pertandingan secara penuh. Akan tetapi, tiga penyerang skuad Garuda mampu membangun serangan balik yang cepat.
Ambil contoh ketika gol Rachmat Irianto. Skuad Garuda membangun serangan setelah digempur oleh Kuwait. Alih-alih menjebol gawang Timnas Indonesia, tim tamu yang asyik menyerang, justru kerepotan dengan serangan balik yang cepat dari Saddil Ramdani dkk.
4. Memiliki Pertahanan Solid
Bermain dengan empat bek utama, barisan belakang Timnas Indonesia kokoh menahan gempuran tim lawan. Dikomnadoi Fachruddin Aryanto, lini bertahan Timnas Indonesia semakin solid.
Selain itu, Fachruddin Aryanto dkk tidak panik ketika mendapat penguasaan bola di barisan pertahanan sendiri. Alih-alih panik dan asal membuang bola, lini bertahan Timnas Indonesia justru bisa mengontrol penguasaan bola dengan baik.
5. Mentalitas Timnas Indonesia Meningkat
Hal terpenting dari laga kontra Kuwait adalah menatalitas Timnas Indonesia meningkat. Ya, hal itu terlihat dari kuatnya skuad Garuda menahan gempuran dari tim lawan. Hampir sepanjang laga Timnas Indonesia tertekan oleh Kuwait.
Dukungan suporter yang menggema di stadion pun tentu membuat mental ciut. Tapi, tidak untuk skuad Garuda. Mereka bisa disiplin dan kuat mennjaga pertahanan. Bahkan, Timnas Indonesia bisa comeback setelah tertinggal satu gol di menit ke-41, sebelum akhirnya berbalik ungguk 2-1 atas tuan rumah.
Editor : Boby
Artikel Terkait