Setelah Lebaran 2022, jumlah warga desa yang akan mencoba mengadu nasib di kota-kota besar diperkirakan akan meningkat.
Terlebih pemerintah telah melonggarkan kegiatan masyarakat dan pemulihan ekonomi sedang berlangsung.
"Arus urbanisasi ini menjadi hal yang harus diantisipasi pasca lebaran tahun ini,"ungkap Direktur Celios (Center of Economic and Law Studies) Bhima Yudhistira, saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (6/5/2022).
Menurut Bhima, jika ada 85 juta orang pemudik, maka sebagian akan membawa keluarga ataupun para pencari kerja baru, angkatan kerja baru.
Dijelaskanya, jika yang datang ke Jabodetabek atau ke kota-kota besar itu adalah pekerja yang memang dibutuhkan perusahaan, yakni pekerja semi skill dan hard skill di mana memang ada link and match antara kebutuhan di kota dengan tenaga kerja yang tersedia, itu tidak menimbulkan persoalan.
"Justru itu adalah hal yang sangat positif ya, tapi ada juga urbanisasi di mana para pencari kerja ini masih belum pasti, masih menganggur terlebih dahulu sambil mendapatkan pekerjaan. Jadi belum ada kepastian kerja di kota mereka sudah berangkat ikut arus mudik," terang Bhima
Nah ini harus diantisipasikan karena bisa menimbulkan masalah pengangguran di perkotaan kemudian juga bisa menimbulkan masalah kemiskinan bahkan kriminalitas," sambungnya.
Oleh sebab itu, Pemerintah Daerah (Pemda) dan Pemerintah Pusat perlu bersinergi.
"Tenaga kerja yang ada di desa-desa itu seharusnya bisa diberdayakan. Jika sektor pertanian memberikan hasil yang mencukupi kebutuhan. Maka tak perlu lagi warga desa pergi ke kota. Pemda jadi punya PR," jelasnya.
Dia menjelaskan, sektor pertanian di pedesaan merupakan salah satu sektor penyerap tenaga kerja yang paling besar. Terlebih saat ini ada bantuan untuk pupuk, harga jual yang stabil serta margin yang dinikmati oleh para petani juga tinggi.
"Maka, jika Pemda tidak berputar otak, desa kehilangan banyak sekali tenaga kerja yang sifatnya produktif," pungkasnya
Editor : Boby
Artikel Terkait