KARAWANG, iNewsKarawang.id – Kondisi damparit di Dusun Garunggung, Desa Penyingkiran, Kecamatan Rawamerta, Kabupaten Karawang memprihatinkan. Bangunan penahan air yang dibangun tahun 2018 itu kini roboh dan retak-retak, sehingga tak lagi berfungsi optimal bagi petani.
Ketua Kelompok Tani (Poktan) Pelita 1, Oma, mengatakan damparit tersebut berfungsi untuk menahan dan menampung aliran air dari Kali Senjata agar bisa dipompa ke lahan sawah. Namun sejak ambruk pada 2021 akibat banjir pasca-normalisasi, hingga kini belum ada perbaikan.
“Sudah empat tahun dibiarkan rusak. Akhirnya tidak bisa menahan aliran air lagi,” ujar Oma, Jumat (3/10/2025).
Ia menjelaskan, akibat kerusakan itu, saat musim kemarau petani terpaksa menahan aliran air menggunakan karung berisi jerami agar tetap bisa mengairi sawah.
Poktan Pelita 1 sendiri memiliki 36 anggota dengan total lahan sawah mencapai 46 hektare. Oma berharap pemerintah daerah maupun pusat segera memberikan perhatian.
"Supaya para petani bisa meningkatkan produktivitas padi dan luas tanam. Kalau bisa, damparit dibangun ulang di lokasi berbeda sekitar 100 meter ke depan, sekaligus ditambah jembatan penyeberangan untuk kegiatan pertanian,” tambahnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Penyingkiran, Harun, menegaskan kerusakan damparit di desa tersebut sudah cukup parah. Tak hanya di Dusun Garunggung, damparit di Dusun Ciwelut pun kondisinya sama.
Warga berharap Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Karawang segera turun tangan memperbaiki agar aktivitas pertanian di Desa Penyingkiran bisa kembali normal.
“Dua bangunan damparit ini sangat penting bagi petani untuk menahan dan menampung aliran air. Selain sebagai sumber irigasi pompa, juga untuk mengurangi kecepatan arus, mencegah erosi, dan mengatasi kekeringan,” kata Harun.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait