Usulan tersebut rupanya direspon cepat, akhirnya pihak sekolah menerima distribusi snack sebagai pengganti makanan berat. Namun, kini menu MBG sudah kembali seperti semula, yakni nasi lengkap dengan lauk dan sayur.
Yoki menegaskan bahwa penggantian menu hanya bersifat sementara dan merupakan upaya agar makanan tidak terbuang sia-sia. Selain itu, snack juga memungkinkan siswa tetap mendapatkan asupan meski pulang lebih cepat.
Namun demikian, beberapa siswa dilaporkan tidak mengambil snack yang dibagikan. Akibatnya, sekitar setengah dari total distribusi makanan pada hari tersebut tidak tersentuh.
"Sayang sekali, banyak yang tidak diambil karena sudah keburu pulang." jelasnya.
Meski telah kembali ke menu semula, insiden ini menimbulkan catatan penting bagi pelaksanaan program MBG. Perubahan yang tiba-tiba dan tidak dikomunikasikan dengan baik bisa memicu kebingungan dan ketidakpuasan di kalangan siswa sebagai penerima manfaat.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait