KARAWANG, iNEWSKarawang.id — Kondisi jalan di jalur Jatisari, Karawang, kian memprihatinkan. Lubang-lubang besar menganga di sepanjang jalur Pantura, menyebabkan kecelakaan lalu lintas hampir setiap hari.
Menanggapi situasi ini, Kementerian PUPR melalui Satker PPK 1.1 Jawa Barat mulai melakukan perbaikan sementara sejak Selasa (3/6/2025). Namun, langkah tambal sulam ini dinilai belum cukup.
Humas PPK 1.1 Jabar, Akbar, mengatakan perbaikan dilakukan sebagai respons awal untuk menekan angka kecelakaan.
“Kami lakukan penambalan sementara dengan agregat A dan semen sambil menunggu perbaikan permanen oleh penyedia jasa,” jelasnya.
Akbar menyebut keterlambatan penyedia jasa jadi penyebab belum dimulainya pengerjaan utama.
“Kami sudah layangkan surat teguran. Harusnya mereka bergerak cepat karena ini jalur dengan aktivitas tinggi,” tegasnya.
Jika tak ada hambatan, perbaikan permanen dengan aspal hotmix akan dimulai paling cepat Sabtu mendatang.
“Kami minta percepatan pengadaan material. Insya Allah Sabtu sudah mulai pengerjaan hotmix,” tambah Akbar.
Sementara itu, warga setempat, Gana (31), mengungkapkan betapa seringnya terjadi kecelakaan akibat jalan rusak dan gelap.
“Siang bisa sampai delapan motor jatuh, malam bisa lebih. Subuh paling sering karena gelap, lampu PJU banyak yang mati,” ungkapnya.
Meski mengapresiasi perbaikan sementara, Gana berharap solusi jangka panjang segera diwujudkan.
“Alhamdulillah sudah ditambal, tapi kami ingin jalan dihotmix dan PJU diperbaiki supaya lebih aman,” harapnya.
Menanggapi keluhan warga, Bupati Karawang Aep Syaepuloh angkat suara. Ia menegaskan bahwa perbaikan tambal sulam bukan solusi.
“Kalau cuma tambal sulam, percuma. Pantura itu dilalui truk-truk besar, perbaikannya harus total,” ujarnya, Senin (2/6/2025).
Bupati menilai kerusakan cepat terjadi karena jalan hanya diperbaiki setengah-setengah.
“Baru Lebaran kemarin diperbaiki, sekarang rusak lagi. Jalur nasional ini harus dibeton total. Jangan tanggung-tanggung,” tegasnya.
Ia pun mendesak pemerintah pusat untuk segera turun tangan serius.
“Ini bukan jalan biasa, ini jalur vital. Harus dikeruk, dibeton ulang, dan diberi penerangan yang layak. Jangan ditunda-tunda,” pungkasnya.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait