Mensos Ungkap 1,9 Juta Keluarga Dicoret dari Daftar Bansos, Negara Hemat Rp17,9 Triliun

Binti Mufarida/Boby
Penghapusan 1,9 juta KPM dari daftar penerima PKH dan BPNT berpotensi menghemat anggaran bansos hingga Rp14,4-Rp17,9 triliun. (Foto: Okezone.com/Kemensos

JAKARTA, iNewsKarawang.id-Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, Pemerintah memutuskan menghapus 1,9 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari daftar penerima bantuan sosial (bansos) program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) pada triwulan kedua tahun ini. Negara pun dapat berhemat hingga Rp17,9 triliun.

Menurut Gus Ipul, penghapusan 1,9 juta KPM dari daftar penerima PKH dan BPNT berpotensi menghemat anggaran bansos hingga Rp14,4-Rp17,9 triliun. Dengan begitu, penyaluran bansos dapat lebih tepat sasaran sesuai perintah dari Presiden Prabowo Subianto.

Adapun dari 1,9 juta KPM yang dihapus dari daftar penerima bansos triwulan II 2025 ini, 616.367  KPM di antaranya adalah penerima PKH. Sedangkan 1.286..066  KPM lainnya adalah penerima BPNT.

Sementara Kemensos bersama Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKM) pun telah melakukan verifikasi ulang dan ground check pada Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Dari hasil ground-checking bersama BPS ditemukan sebanyak 1,9 juta data yang inclusion atau exclusion errors sehingga tidak dapat menerima bansos pada triwulan ke-II.

“Dari hasil ground-checking ada 1,9 juta lebih data yang disebut inclusion errors, mereka semestinya tidak dapat (bantuan), tapi selama ini dapat bantuan. Ada juga exclusion errors, yang mestinya dapat tapi tidak dapat,” jelasnya. 

Gus Ipul memastikan bahwa proses ground-checking DTSEN ini untuk memastikan bansos benar-benar tepat sasaran. Ke depan DTSEN juga akan dimutakhirkan secara berkala tiap tiga bulan.

Selain itu,  Gus Ipul mengungkapkan bahwa sebanyak 45% penyaluran bantuan sosial (bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan sembako yang tidak tepat sasaran.

“Program Keluarga Harapan dan Sembako ditengarai ada 45% yang tidak tepat sasaran. Untuk itulah dari awal Presiden memerintahkan kepada kami semua, kita, untuk konsolidasian data dan yang diberi tugas adalah Kepala BPS dan segenap jajaran,” ujar Gus Ipul.

Editor : Boby

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network