Jakarta - iNewsKarawang.id
Perserikatan Bangsa-Bangsa melalui UNICEF mengeluarkan peringatan keras terkait pasokan air di Gaza situasinya berada di ambang “bencana.”
Hal itu disampaikan Ketua Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) Catherine Russell pada Senin (30/10/2023).
Catherine Russell menjelaskan kepada Dewan Keamanan PBB tentang dampak buruk dari pemboman besar-besaran terhadap infrastruktur sipil di Gaza.
Menurut Catherine Russell, air bersih yang tersisa di Gaza dengan cepat habis, menyebabkan lebih dari 2 juta orang sangat membutuhkan. "Kami memperkirakan 55% infrastruktur pasokan air memerlukan perbaikan atau rehabilitasi,” ujanya, dikutip CNN.
"Hanya satu pabrik desalinasi yang beroperasi dengan kapasitas hanya 5%, sementara enam pabrik pengolahan limbah air di Gaza kini tidak beroperasi karena kekurangan bahan bakar atau listrik,” lanjutnya.
Dia menggambarkan situasi saat ini sebagai “diambang bencana,” dan menekankan bahwa kemungkinan besar akan ada lebih banyak warga sipil yang meninggal karena dehidrasi dan penyakit yang ditularkan melalui air kecuali pasokan air bersih dipulihkan.
Selain kondisi lingkungan yang sulit, Russell juga menyoroti “trauma mengerikan” yang dialami oleh anak-anak di Israel dan Gaza serta Tepi Barat yang diduduki.
"Kami melakukan yang terbaik untuk menjangkau setiap anak yang membutuhkan, namun penyaluran bantuan kemanusiaan – terutama Gaza – saat ini sangatlah menantang. Hal ini disebabkan oleh kondisi pengepungan yang diberlakukan di Gaza saat ini, dan kondisi yang sangat berbahaya saat staf kami beroperasi,” tegasya.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa jika permusuhan tidak segera diakhiri, dia sangat khawatir akan nasib anak-anak di wilayah tersebut.
“Saya memohon kepada Dewan Keamanan untuk segera mengadopsi sebuah resolusi yang mengingatkan semua pihak akan kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional, menyerukan gencatan senjata, menuntut agar semua pihak memberikan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan, menuntut pembebasan segera dan aman bagi semua anak-anak yang diculik dan ditahan, dan mendesak semua pihak untuk memberi anak-anak perlindungan khusus yang menjadi hak mereka,” tambahnya.
“Anak-anak tidak memulai konflik, dan mereka tidak berdaya untuk menghentikannya. Mereka membutuhkan kita semua untuk mengutamakan keselamatan dan keamanan mereka dalam upaya kita,” pungkasnya.
Seperti diketahui, tentara Israel memperluas serangan udara dan daratnya ke Jalur Gaza, yang terus menerus dilanda serangan udara sejak serangan mendadak Hamas.
Lebih dari 9.800 orang tewas dalam konflik tersebut. Termasuk 8.306 warga Palestina dan 1.538 warga Israel.
Editor : Boby
Artikel Terkait