Satwa Langka Katak Pohon Mutiara Ditemukan di Gunung Sanggabuana Karawang

Frizky Wibisono
Satwa Langka Katak Pohon Mutiara Ditemukan di Gunung Sanggabuana Karawang (Foto : iNewskarawang.id/Frizky Wibisono)

KARAWANG, iNewskarawang - Daftar spesies ampibi sebagai salah satu keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana Kembali bertambah. Kali ini tim Sanggabuana Wildlife Ranger (SWR) kembali menemukan satwa langka endemik jawa di Pegunungan Sanggabuana. 

Tim SWR merupakan jagawana yang juga melakukan penelitian dan pendataan keanekaragaman hayati Pegunungan Sanggabuana yang dibentuk oleh Sanggabuana Conservation Foundation (SCF) menemukan katak pohon mutiara (Nyxtixalus margaritifer).

Katak pohon yang berwarna oranye cerah dengan banyak bintik putih ini ditemukan tim SCF di aliran sungai Cikoleangkak ketika sedang melakukan eksplorasi dan pendampingan kegiatan pengenalan biodiversity dengan Himpunan Mahasiswa Biologi Universitas Islam As-Syafi’iyah Pondok Gede, Jum’at, 08 September 2023.

Kepala Divisi Litbang SCF, Koko, mengatakan bahwa katak pohon mutiara ini ditemukannya di aliran sungai Curug Cikoleangkak pada malam hari ketika mengenalkan herpetologi dan satwa nocturnal kepada teman-teman Hima Biologi Universitas Islam As-Syafi’iyah.

“Ketemunya malam hari, di sebuah daun pohon ketika menyeberang sungai kecil dibawah Curug Cikoleangkak menuju basecamp kami di Cikoleangkak. Lokasi penemuan di ketinggian sekitar 600 m dpl.” ucap Koko.

Menurut Koko, penemuan amfibi langka tersebut memcerminkan kualitas lingkungan gunung Sanggabuana dalam kondisi baik.

“Yang jelas penemuan katak pohon mutiara yang populasinya terus menurun ini membuat kami gembira, karena selain menambah daftar temuan keanekaragaman kami di Sanggabuana, terutama dari jenis ampibi, juga menjadi indikator lingkungan yang baik.” Ujarnya.

Dalam IUCN (International Union for Conservation of Nature) Red List, Java Tree Frog atau Pearly Tree Frog ini masuk dalam ketegori Least Concern (LC) atau resiko rendah berdasarkan data assesment tahun 2017 yang dipublikasikan pada tahun 2018. Dari laman IUCNRedList juga dikatakan bahwa populasi katak pohon mutiara yang masuk dalam family Rhacophoridae ini menurun (decreasing), dan peta persebarannya banyak ditemukan di Jawa Barat, namun belum pernah ditemukan data di sekitaran Gunung Sanggabuana.

Atas temuan katak pohon mutiara ini, alumni Biologi Universitas Islam As-Syafi’iyah, Novi Hardianto., S.Si, yang mendampingi para juniornya di lapangan ketika pengenalan biodiversity di Pegunungan Sanggabuana menyambut baik penemuan satwa langka ini.

"Penemuan ini sekaligus kami pakai sebagai edukasi di lapangan, bagaimana peran sebuah takson sebagai indikator lingkungan, bagaimana habitanya, dan potensi ancaman penurunan populasi akibat perubahan fungsi kawasan hutan, sekaligus mitigasi untuk mencegah penurunan populasinya," Kata Novi.

“Katak Pohon Mutiara sering juga disebut dengan Katak Pohon Jawa, dan merupakan ampibi endemik jawa, walaupun lebih sering ditemukan di wilayah hutan hujan tropis di Jawa barat. Cirikhas keunikannya adalah warna oranye kecokelatan dan adanya bintik-bintik putih acak yang ada di sebagian besar tubuhnya. Bintik putih atau merah kuning keputihan mirip mutiara inilah yang menyebabkan katak ini disebut katak pohon mutiara," lanjutnya.

Katak pohon mutiara yang ditemukan di Pegunungan Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat ini berukuran kurang lebih lebar 3cm dan panjang sekitar 7 cm. Lokasi penemuan katak pohon mutiara ini berada di lokasi yang sama dengan penemuan katak tanduk jawa (Megophrys montana) dan ular naga jawa (Xenodermus javanicus)., yang ditemukan tim SCF tahun lalu.

Habitat katak pohon mutiara adalah di hutan hujan tropis, dan bisa ditemui sejak di ketinggian 500-1200 m dpl. Sesuai namanya, katak ini sering dijumpai di dedaunan pohon di dekat aliran sungai. Kadang juga bersembunyi di lubang-lubang batu atau lubang pohon, terutama ketika sedang berbiak. Katak pohon ini cenderung sensitif terhadap perubahan lingkungan atau perubahan habitat, sehingga bisa dijadikan indikator perubahan lingkungan.

Ancaman terbesar katak pohon mutiara adalah perubahan fungsi hutan, juga penangkapan di alam oleh manusia. Ketika populasinya di alam terus menurun, kadangkala ampibi cantik dan unik ini bisa ditemui di marketplace, dijual sebagai satwa liar untuk dipelihara.

Editor : Frizky Wibisono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network