JAKARTA,iNewsKarawang.id - Kasus Slamet Tohari dukun pembunuh dan pengganda uang di Banjarnegara ini tengah viral.
Pasalnya Polres Banjarnegara, Jawa Tengah, berhasil mengungkap kasus pembunuhan berencana berawal dari penipuan dengan modus penggandaan uang.
Sementara mengenal Slamet Tohari dukun pembunuh dan pengganda uang di Banjarnegara: kronologi, motif, dan jumlah korban saat ini banyak dicari oleh netizen dalam media sosial. Untuk Slamet Tohari merupakan pria berusia 45 tahun.Dia merupakan warga Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi Jawa Barat.
Lantas apa Kronologinya beserta motif dan jumlah korban? Simak di sini. Untuk kronologinya yakni berawal dari laporan anak korban, yakni GE yang diterima Polres Banjarnegara pada tanggal 27 Maret 2023.
Dalam laporannya, kata dia, GE mengaku diajak ayahnya untuk bertemu dengan seseorang di Banjarnegara pada bulan Juli 2022 dengan menggunakan bus dari Sukabumi menuju Wonosobo.
Sesampainya di Banjarnegara pada tanggal 23 Maret 2023, PO sempat berkomunikasi menggunakan aplikasi perpesanan WhatsApp dengan anaknya yang lain, yakni SL yang merupakan adik dari GE
Dalam pesan tersebut, PO menuliskan jika sedang di rumah Mbah Slamet dan meminta anaknya berjaga-jaga seandainya dia berumur pendek atau tidak ada kabar hingga hari Minggu (26/3) agar langsung ke lokasi bersama aparat karena GE tahu rumahnya.
Akan tetapi sejak tanggal 24 Maret, PO tidak bisa dihubungi melalui telepon selulernya, sehingga GE melaporkannya ke Polres Banjarnegara yang ditindaklanjutkan dengan penyelidikan dan penangkapan terhadap Mbah Slamet, hingga akhirnya PO ditemukan terkubur di dekat jalan setapak menuju hutan di Wanayasa pada Sabtu (1/4).
Sementara untuk motifnya yakni tentang penggandaan uang dengan kesepakatan para calonnya.
Sedangkan jumlah korbannya lebih dari satu. Polisi menemukan sebelas jenazah yang diduga menjadi korban pembunuhan Slamet pada tiga titik penggalian di sebuah lahan lereng bukit. Sebelas jenazah tersebut ditemukan pada kedalaman 80 centimener hingga satu meter dengan kondisi sudah menjadi tulang belulang dan sebagian masih utuh.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait