Senada denan pendapat Imam Al-Qurthubi, Buya Hamka dalam kitab Tafsir al-Azhar juga menjelaskan lafadz (لَحٰفِظُوْنَ) mengandung makna, "Maka apabila Allah Subhanahu wa Ta'ala yang menurunkan Alquran dan Allah Ta'ala pula yang akan menjaganya, tidak ada satu pun yang mampu menghambatnya."
Sekuat apa pun mengubah orisinalitas yang ada di dalam Alquran, mereka tidak akan pernah mampu. Sekalipun mushaf Alquran dibakar dan dimusnahkan, maka ayat-ayat yang ada di dalamnya tetap menghujam dan melekat di hati kaum Muslimin.
Bahkan, Allah Subhanahu wa Ta'ala menantang siapa saja yang meragukan Alquran untuk membuat tandingan yang serupa dengannya. Tantangan ini diabadikan Alquran salah satunya dalam Surat Al Isra Ayat 88:
قُلْ لَّىِٕنِ اجْتَمَعَتِ الْاِنْسُ وَالْجِنُّ عَلٰٓى اَنْ يَّأْتُوْا بِمِثْلِ هٰذَا الْقُرْاٰنِ لَا يَأْتُوْنَ بِمِثْلِهٖ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيْرًا
"Katakanlah, 'Sungguh jika manusia dan jin berkumpul untuk mendatangkan yang serupa dengan Alquran ini, mereka tidak akan dapat mendatangkan yang serupa dengannya, sekalipun mereka membantu satu sama lainnya'."
Dalam Tafsir Keementerian Agama RI, ayat tersebut menjelaskan tentang penegasan Allah Subhanahu wa Ta'ala terkait mukjizat Alquran serta keutamaannya bahwasanya Alquran benar-benar dari Allah Ta'ala dan diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
Hal itu merupakan bukti bahwa Alquran itu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala, bukan buatan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam sebagaimana yang didakwakan oleh orang-orang kafir Makkah dan ahli kitab.
Maka itu, Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan Nabi untuk menyampaikan tantangan ini kepada mereka yang meragukan Alquran.
Pada akhirnya, kemuliaan dan kemukjizatan Alquran tidak memiliki tandingan. Sekalipun para pembencinya melakukan pemusnahan Alquran, penjagaan akan kemurniannya dijamin langsung oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Isyarat ini juga yang sudah seharusnya disadari umat Islam bahwa menjaga kalam-kalam-Nya merupakan bagian dari ibadah. Kemurnian yang ada dalam Alquran harus tetap dijaga dengan cara membaca, menghafal, mentadabburi, serta mengamalkan isi kandungannya.
Langkah seperti inilah yang akan selalu menghidupkan hati setiap Muslim dengan cahaya Alquran. Sebab jika sebatas tidak setuju dan mengkecam aksi pembakaran mushaf Alquran tanpa adanya upaya menghayati isi kandungannya, maka Alquran tidak akan pernah menjadi pedoman hidup hingga akhir hayat bahkan akhir zaman.
Wallahu’alam bisshawab.
Editor : Boby
Artikel Terkait